Oleh: Zahra Salsabila
2.1.
Ideologi Kepemimpinan Jawa
Orang
Jawa menganggap alam batin berasal dari Tuhan, sehingga dianggap suci. Dengan
demikian, menurut pandangan orang Jawa kekuasaan selalu bersumber sama, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa, sehingga jika ada penguasa yang bertindak sewenang-wenang,
maka kekuasaannya tidak akan bertahan lama.
2.2.
Rezim Orde Baru
Sistem
pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto dapat digambarkan seperti
sebuah piramida yang puncaknya secara keseluruhan didominasi oleh sebuah
institusi tunggal yaitu Presiden.
2.2.1.
Orde Baru dan PKI
Pada
masa Orde Baru, para tahanan politik dalam tragedi G30S/PKI diasingkan di
beberapa tempat di Indonesia.
2.2.2.
Relasi Kekuasaan Orde Baru
Orde
Baru memiliki relasi kuasa yang merupakan anggota institusional dari sistem
kekuasaan.
2.2.2.1. Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
Lembaga
ini merupakan jantung kekuasaan Orde Baru yang mengkoordinasi sejumlah badan
intelejen.
2.2.2.1.1. Kedudukan Legal KOPKAMTIB
Lembaga
ini berwenang untuk menggunakan seluruh sumber daya negara Indonesia untuk
menghancurkn apa saja yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara, ideologi
negara Pancasila dan UUD 1945 atau pun pembangunan ekonomi.
2.2.2.1.2. Tujuan dan Fungsi KOPKAMTIB
Lembaga
ini memiliki wewenang menangkap, memata-matai, menginterogasi orang yang
dicurigai melawan pemerintah. Jika Kopkamtib sudah turun, maka tidak ada
lembaga lain yang bisa mencegah. Termasuk Polri dan ABRI.
2.2.2.2. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Meskipun
lembaga militer ini selalu menampilkan citra solid dan independen, namun dalam
tubuh ABRI selalu terdapat perpecahan kelompok.
2.2.2.3. Kepolisian
Peran
Kepolisian dipangkas begitu ketat pada masa Orde Baru sehingga hanya sebatas
penegak hukum.
2.2.2.4. Pers
Pada
masa Orde Baru, pers dapat dikatakan tidak ada fungsinya, yang terlihat hanya
sebagai boneka penguasa karena tidak adanya kebebasan berpendapat.
2.2.2.5. Kelompok Islam
Penguasa
Orde Baru pada dua dekade terakhir kekuasaannya tampak mendorong perkembangan
aspirasi Islam.
2.3.
Mitos dan Kebatinan di Indonesia
Di
Indonesia, mitos masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, baik masyarakat
di pedesaan maupun di daerah perkotaan. Mitos di Indonesia paling sering
terdapat di daerah Jawa.
2.3.1.
Mitos Pangeran Samudro
Mitos
ini berkembang di Gunung Kemukus yang terletak di desa Pendem, Sumber Lawang,
Sragen. Berada di 30 km sebelah utara kota Solo. Di puncak gunung tersebut,
terletak makam Pangeran Samudro. Mitos yang berkembang adalah bahwa peziarah
harus melakukan hubungan seksual sebagai salah satu syarat dalam ritual
peziarahan. Para peziarah percaya bahwa hal tersebut merupakan suatu keharusan
jika keinginan mereka ingin cepat terwujud.
2.3.1.1. Mitos Versi Pemerintah
Menurut
versi pemerintah, Pangeran Samudro adalah tokoh penting yang mendukung
berdirinya kerajaan Demak. Pangeran Samudro beragama Islam dan dididik oleh
Sunan Kalijaga.
2.3.1.2. Mitos Versi Penduduk Sekitar
Menurut
versi penduduk asli, Pangeran Samudro adalah seorang pelarian dari kerajaan
Majapahit dan bergama Syiwa-Hindu. Dalam versi masyarakat setempat, Pangeran
Samudro melarikan diri dari serbuan balatentara kerajaan Demak dan dia
melambangkan kesengsaraan serta ketertindasan masyarakat yang mengalami
perubahan besar-besaran setelah kerajaan Majapahit runtuh.
2.3.2.
Perkembangan Mitos Pangeran Samudro dan Ritual Seks di Gunung Kemukus
2.3.2.1. Tahun 1960-an: G30S PKI dan Mitos Pangeran
Samudro
Hubungan
antara mitos Pangeran Samudro dengan G30S/PKI adalah karena Gunung Kemukus
bekas basis Partai Komunis Indonesia (PKI), dan sebagian besar masyarakat di
sana terlibat dalam golongan tersebut, baik secara aktif maupun simpatisan yang
pasif.
2.3.2.2. Tahun 1980-an: Waduk Kedung Ombo
Setelah Gunung Kemukus diambil alih oleh
Dinas Pariwisata, Presiden Soeharto membuat rencana membangun proyek raksasa
Waduk Kedung Ombo. Bagi siapapun yang menentang, akan dianggap sebagai anggota
PKI.
2.3.2.3. Di era 1990-an: Tafsiran Baru
Pada
saat krisis moneter, jumlah peziarah di makam Pangeran Samudro meningkat pesat.
Hal ini karena sebagian besar masyarakat mencari harapan dengan mitos. Mitos
tumbuh subur dalam waktu kekacauan dimana hilangnya kendali rasionalitas
masyarakat dan dimana masyarakat ingin memulihkan diri ke waktu yang lepas dari
teror dan ketertindasan.
2.3.2.4. Di era 2000-an: Komodifikasi Budaya
Kini,
di sekitar lokasi makam beridiri warung-warung dan kamar untuk para peziarah
melakukan ritual seksual.
2.4.
Seksualitas Masyarakat Jawa
Kegiatan
seksual menyangkut atau mengarah pada persetubuhan dan reproduksi. Seksualitas
sering pula dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan yang diberi bentuk ‘kultural’
dengan seperangkat nilai-nilai yang melatarbelakanginya dalam suatu interaksi
sosial, sehingga hubungan seksualitas dapat merefleksikan nilai-nilai atau
norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Walaupun demikian, konsepsi
seksualitas dalam suatu masyarakat mungkin tidak akan sama dengan masyarakat
lainnya.
2.4.1.
Seksualitas dan Kekuasaan
Menurut
konsepsi tradisional Jawa, seksualitas merupakan bagiandari keperkasaan dan
kekuasaan. Jika seorang raja memiliki potensi seksual yang besar, maka
dipercaya kerajaannya akan menjadi makmur. Makin banyak anak keturunan raja
itu, semakin makmur pula rakyatnya.
2.4.2.
Idealitas Perempuan Jawa
Dalam
masyarakat Jawa, seorang perempuan harus memiliki tiga sifat yaitu merak ati, gemati lan luluh. Artinya
adalah pandai menjaga kecantikan lahir batin, bertutur sapa dengan santun,
pandai mengatur pakaiannya, murah senyum, luwes gerak-geriknya, dan bertindak
sesuai irama. Sedangkan gemati artinya menyelenggarakan kewajiban sebagai istri
dengan sebaik-baiknya, dan luluh artinya penyabar, tidak keras kepala, menerima
segala masalah dengan hati lapang.
2.4.3.
Isu Pelegalan Seks Bebas di Indonesia
Adanya pekerja seks komersial yang telah lama berkembang di Indonesia tentu saja berbeda dengan konsepsi perempuan menurut Jawa. Pemerintah menyetujui komersialisasi seks pada tahun 1852 dengan syarat harus melakukan tes kesehatan secara rutin untuk menghindari penyakit kelamin.
Sebagai pembaca saya menyukai cara Anda ringkas skripsi ini. Setiap poin menggunakan penjelasan yang mudah dimengerti. Namun kekurangannya ada beberapa ringkasan yang menurut saya terlalu singkat. Sub bab yang banyak dan begitu singkat membuat mata pembaca mudah lelah. Beberapa pengertian harusnya memiliki teori namun tidak ada. Alangkah lebih baik dimasukan teorinya.
BalasHapusNaswati- 2 SIS