Pendahuluan
Manusia
merupakan makhluk biologis, dimana manusia digerakkan oleh insting-insting
biologisnya, hasrat-hasrat kebiologisannya, yaitu memperoleh kenikmatan dan
menghindari ketidaksenangan. Oleh karena itu, manusia di dalam hidupnya
mempunyai berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebaliknya, jika
kebutuhannya tidak terpenuhi, maka ketidaknikmatanlah yang diperolehnya. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus berinteraksi dengan realitas
eksternal. Realitas eksternal itu akan membatasi pencapaian kenikmatan yang
dapat diperoleh manusia.
Dalam
intraksi ini terjadilah dialog antara manusia dengan realitaseksternal. Untuk
memperoleh kenikmatan sederhana, seperti misalnya makan, manusia harus bekerja
keras untuk memperolehnya. Bila kebutuhan dengan realitan eksternal terganggu
atau bahkan putus, maka keberadaan manusia itu sendiri akan terancam. Itulah
yang dimaksud dengan dinamika kepribadian.
Dalam
dunia sastra, banyak sekali jenis-jenis karya sastra yang bisa kita nikmati,
salah satunya adalah cerita pendek. Dalam sebuah cerita pendek seringkali
ditemukan gambaran nyata dari kehidupan yang terjadi. Cerita pendek adalah
bagian yang didalamnya merupakan jagad realita terjadinya peristiwa dan
perilaku yang dialami dan diperbuat manusia. Dengan mempelajari perilaku tokoh
dalam cerita pendek itulah kita dapat memahami jiwa atau pikiran dan mental
tokoh tersebut.
Cerita
pendek yang menjadi objek adalah Belian karangan
Korrie Layun Rampan yang menceritakan tokoh bernama Sentaru dimana dia hidup
didalam lingkungan yang masih mempercayai pengobatan lama yaitu sebuah ritual
pengobatan bernama ‘belian’. Permasalahan terjadi karena, Sentaru adalah
seorang dokter, yang kembali ke kampungnya itu untuk membantu warga kampungnya
yang justru mencemoohnya karna lebih mempercayai cara pengobatan ‘belian’
ketimbang pengobatan secara modern yang di praktikan oleh Sentaru.
Kerangka
Teori
a.
Psikologi
sastra
Psikologi
sastra berasal dari dua kata yaitu psikologi dan sastra. Membicarakan psikologi
sastra berarti mencangkup dua disiplin ilmu yaitu psikologi dan disiplin
sastra. Secara definitive, tujuan psikologi sastra yaitu memahami aspek-aspek
kejiwaan yang terkandung di dalam suatu karya sastra melalui pemahaman terhadap
tokoh.
b.
Dinamika
Kepribadian
Dinamika
kepribadian adalah kesenjangan antara kebutuhan realitas internal dengan
realitas eksternal seseorang. Realitas internal merupakan kebutuhan biologis
manusia, sedangkan realitas eksternal ialah pengaruh-pengaruh yang dapat
menghambat terpenuhinya kebutuhan biologis seseorang. Salah satu bagian dalam dinamika kepribadian adalah
naluri mendapatkan kenikmatan salah satu aspek dalam naluri mendapatkan
kenikamtan ialah kenikmatan sosial (menerima pujian, penghargaan, dll.)
Metode
penelitian
Metode
yang digunakan dalam kajian cerita pendek Belian
yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah metode
yang mendekripsikan hasil analisis unsur-unsur yang terdapat dalam cerita
pendek. Menurut Nawari (siswantoro, 2005: 55-56) metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau memiliki
keadaan subjek atau objek penelitian. Menurut siswantoro (2005: 55) metode
dapat diartikan sebagai prosedur atau tata cara yang sistematis yang dilakukan
seseorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan masalah atau
menguak kebenaran atas fenomena tertentu. Data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain
itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti(Moleong: 2007: 11).
Analisis
Analisis
yang digunakan adalah naluri mendapatkan kenikmatan sosial. Naluri mendapatkan
kenikmatan manusia adalah salah satu sifat dasar biologis manusia dimana
manusia merasa ingin dihormati, disanjung dsb. Berikut adalah analisis tokoh
Santaru dalam cerita pendek Belian.
a. Kepribadian
Santaru.
Santaru
adalah tokoh utama dalam cerita pendek Belian.
Dia memiliki kepribadian yang pesimistis, dimana terlihat bahwa dia hanya dalam
waktu sebulan sudah ingin menyerah untuk mengalihkan system pengobatan
tradisional ke modern seperti dalam kutipan
“ “munkin orang Jakarta lebih membutuhkan
aku,” aku berkata kepada ibu. “orang sini lebih menghormatiku sebagai anak
seorang polisi dan cucu kepala adat, bukan karena aku dokter. Ibu ingat kan?
Bahkan seorang nabi sangat sulit diterima oleh bangsanya sendiri. Ia harus
berjuang untuk menegakkan kebenaran. Dan aku tak punya kesabaran seperti nabi,”
aku berkata putus asa.”
Dijelaskan juga bahwa Santaru adalah orang
yang memiliki sifat kemodernan, dimana dia ingin merubah paham masyarakat mengenai
pengobatan dengan cara mengalihkannya dari pengobatan tradisional menjadi
pengobatan modern.
b. Naluri
mendapatkan kenikmatan sosial tokoh Santaru
Santaru
memiliki naluri untuk mendapatkan penghormatan sebagai dokter. Namun realitan
ekstetnal menghambat Santaru mendapatkan Kenikmatan sosial
“
“kau guru, tidak menghadapi masalah. Semua anak akan masuk sekolah, Le. Tetapi
tidak semua pasien mau dating ke dokter. Bahkan mereka mencemooh. Di sini aku
hanya bisa bicara denganmu, Le.” “
“
kini aku sudah dua puluh tujuh. Berapa lamakah usia manusia? Mampukah aku
mengorbankan diriku untuk satu puak yang keras kepala?! Apakah tidak sebaiknya
aku kembali ke Surabaya dan kemudian mengambil spesialisasi di Jakarta sambil
membuka praktik. Bukankah dari situ aku dapat meraup uang untuk menimbun
kekayaan?”
Kesimpulan
Dari
analisis yang didapat, dapat disimpulkan bahwa tokoh Santaru mengalami hambatan
dalam mendapatkan naluri kenikmatan sosial karena realitas eksternal masih
tidak mempercayai pengobatan modern. Mereka masih mempercayai sebuah ritual
bernama ‘belian’ sebagai ganti penyembuhan dari pada obat dokter. Maka hasrat
Santaru yang menginginkan penghormatan sebagai dokter dari masyarakat sekitar
terbahambat.
DAFTAR PUSTAKA
Semi,
Atar, M. 2012. Metode Penelitian Sastra.
Bandung: CV Angkasa
Nurgiyantoro,
Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar