Rabu, 15 Juni 2016

DOMINASI TOKOH IBU DALAM CERPEN BELIAN KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN (UAS)

Oleh : Naswati

I. PENDAHULUAN
 Karya Sastra merupakan gambaran tentang kehidupan masyarakat.  Setiap cerita dalam sastra memiliki hubungan dengan masyarakat. Karya sastra bisa bermacam-macam salah satunya adalah  cerita pendek (cerpen). Cerpen hanya menyuguhkan satu konflik untuk tokohnya. Cerpen dibuat oleh pengarang berdasarkan pemikiran, perasaan dan pengalamannya. Biasanya cerpen memiliki nilai sosial yang terkandung dalam cerita. Nilai sosial terdapat pada cerita keluarga, sekolah, masyarakat dan lainnya. Pada cerita keluarga akan terlihat bagaimana interaksi antara tokoh orangtua yaitu ayah dan ibu serta anak-anaknya.
 Semua interaksi ditentukan oleh siapa tokoh yang dianggap kepala keluarga. Namun sosok ibu memiliki posisi penting dalam keluarga, yaitu sebagai orang yang dekat dengan anak-anaknya. Ketika sosok ayah yang biasanya mengambil keputusan tidak ada maka ibu akan menggantikan posisi itu. Sebenarnya semua posisi yang dimiliki oleh ayah akan dialihkan ke ibu.
Sosok ibu dalam keluarga tentu begitu disayangi oleh anak-anaknya. Dimana anak-anaknya lebih dekat dengan ibunya, ikatan yang membuat posisi ibu mampu mengatur anaknya. Pada cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan digambarkan Sentaru anak yang mengikuti keinginan ibunya untuk menjadi dokter.
Sentaru mengikuti keinginan ibunya karena rasa sayangnya sekaligus ketidak berdayaan melawan keinginan ibunya. Keinginan ibunya dianggapnya sebagai janji yang harus dia penuhi. Alasan ibunya ingin Sentaru menjadi dokter untuk mengubah tradisi pengobatan di Dayak Beuaq yang percaya pada Belian. Belian adalah sarana penyembuhan orang sakit oleh dukun yang dipercaya selama beratus-ratus tahun oleh suku Dayak Beuaq.
Sentaru sebenarnya ingin menetap di Surabaya dan mengambil spesialisasi tetapi karena ibunya ingin dia kembali ke desanya maka ia terpaksa mengikuti keinginan ibunya. Selama satu bulan ia mulai kecewa dengan pemikiran masyarakat yang menolak pengobatannya. Mereka lebih memercayai Belian dibandingkan dirinya.


II. KERANGKA TEORI
   A. Psikologi Sigmund Freud
Secara etimologis psokologi berasal dari bahasa Yunani, psysche yang berarti jiwa dan logos yaitu science atau ilmu mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai objek studi, terutama psikologi sisi perilaku dan jiwa.
Dalam psikologi, Freud memanfaatkan mimpi, fantasi dan mite. Ketiga hal tersebut merupakn permasalahn pokok dari sastra. Teori psikologi yang paling dominan dalam analisis karya sastra adalah teori Freud.
Dalam Michael Ryan (2011), di awal Freud membagi pikiran menjadi alam sadar dan bawah sadar. Kemudian ia mengajukan topografi id (pikiran bawah sadar), ego (pikiran sadar), dan superego (nurani). Prinsip yang dianut oleh Id adalah prinsip kesenangan dengan tujuan memuaskan dorongan primitif. Ego adalah prinsip kenyataan menyesuaikan dorongan-dorongan id atau superego dengan kehidupan dunia luar. Superego adalah sistem kebalikan dari id. Sistem ini dibentuk oleh  kebudayaan.
B. Pendekatan Struktural
Pendekatan Struktural  merupakan pendekatan objektif. Analisis struktural meliputi tema, alur, latar, karakter tokoh penulis dapat menggambarkan kepribadian tokoh yang diciptakan pengarang.
Menurut Endaswara langkah teori strukturalisme yaitu membangun teori struktur yang diteliti, penulis melakukan pembacaan secara cermat, unsur tema dilakuakan terlebih dahulu, setelah tema, analisis unsur alur, konflik, sudut pandang, gaya, setting, dan sebagainya, penafsiran dihubungkan dengan unsur lain dan penafsiran harus dilakukan dalam kesadaran penuh.

III. METODE PENELITIAN
          Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan adalah metode kualitatif. Cara menafsirkannya dengan bentuk deskripsi. Metode ini memberikan perhatian pada data alamiah, data yang berhubungan dengan makna-makna konteks. Pengkajian deskriptif menyarankan pengkajian yang berasal dari cerpen, pendekatan struktural terdiri tema, karakter alur, pendekatan psikoanalisis konflik batin. Dalam kajian yang diungkapkan berupa kata, frase ungkapan dan kalimat yang ada pada cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan.

IV. ANALISIS
Unsur Intriksik dalam cerpen Belian karya Korrie Layun Rampai.
1. Tema
Tema pada cerpen ini yaitu Kebudayaan
Alur
Menggunakan alur maju mundur
Dahulu aku suka memalu tabuhan bonang....
Dua puluh sembilan hari aku bertahan untuk tidak terlibat di dalam upacara belian...
2.Karakter
Sentaru: Pasrah, penurut, pesimis
Ibu bahkan mengatakan jika sja aku sudah lulus sebagai dokter ayah mungkin bisa diselamatkan...
Bnyak yang menolak pertolongan dokter, terutama yang tua-tua. ... Mungkin ibu sangat kecewa karena aku tidak mampu menjadi pahlawan.
Ibu : Memaksakan kehendak, tegas
“Dokter itu pahlawan kehidupan,” suara ibu selalu aku kenang..
“Hanya satu bulan sudah menyerah ? Hanya sebulan seorang sarjana sudah angkat tangan?” ibu seakan mengejekku.
3. Latar
Tidak terlalu rinci tapi bisa dilihat dari keterangan tentang Belian.
Musik itu seperti bersaing dengan kegelapan. Iramanya keras, kadang tinggi, lalu suara berlian.
Teori Psikologis
Dalam cerpen ini ibu mendominasi keputusan yang diambil oleh Sentaru. Dia ingin Sentaru menjadi seorang dokter. Alasannya agar anaknya itu bisa menggantikan Belian. Ibu begitu tidak suka dengan Belian karena suaminya meninggal setelah di-belian-i oleh dukun. Ibu memanfaatkan posisi anknya yang mudah pasrah.
Id : Penyembuhan dari dukun dan pendidikan Sentaru hingga menjadi dokter
Ego: Suku Dayak Beuaq menyembuhkan dengan Belian
Superego : Kebudayaan Belian yang dianggap sebagai metode penyembuhan suku Dayak Beuaq.

V. KESIMPULAN
Karya Sastra merupakan gambaran tentang kehidupan masyarakat.  Setiap cerita dalam sastra memiliki hubungan dengan masyarakat.
Freud membagi pikiran menjadi alam sadar dan bawah sadar. Kemudian ia mengajukan topografi id (pikiran bawah sadar), ego (pikiran sadar), dan superego (nurani). Prinsip yang dianut oleh Id adalah prinsip kesenangan dengan tujuan memuaskan dorongan primitif. Ego adalah prinsip kenyataan menyesuaikan dorongan-dorongan id atau superego dengan kehidupan dunia luar. Superego adalah sistem kebalikan dari id. Sistem ini dibentuk oleh  kebudayaan.
            Dalam cerpen ini ibu mendominasi keputusan yang diambil oleh Sentaru. Dia ingin Sentaru menjadi seorang dokter. Alasannya agar anaknya itu bisa menggantikan Belian. Ibu begitu tidak suka dengan Belian karena suaminya meninggal setelah di-belian-i oleh dukun. Ibu memanfaatkan posisi anaknya yang mudah pasrah.

DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Media Pressindo.
Irwanto.2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Sarwono, Sarlito W. 2002. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh –tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar