2125143358 – 2 SIS
Sastra merupakan bentuk gagasan dan
pemikiran seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan di sekelilingnya dengan
menggunakan bahasa yang disusun dengan indah. Sastra adalah bentuk seni yang
diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa.
Karya sastra merupakan tiruan
terhadap dunia kenyataan yang sebenarnya juga dunia ide. Dunia dalam karya
sastra membentuk diri sebagai sebuah dunia sosial yang merupakan tiruan
terhadap dunia sosial yang ada dalam kenyataan.
Menurut Siswanto (2008: 79), karya
sastra merupakan hasil karya pemikiran kreatif dari seorang pengarang yang
dituangkan ke dalam sebuah cerita. Karya sastra juga merupakan gabungan dari
kenyataan dan khayalan. Semua yang diungkapkan oleh pengarang dalam karya
sastranya adalah hasil pengalaman dan pengetahuannya juga diolah dengan
imajinasi.
Salah satu jenis karya sastra adalah
cerita pendek atau cerpen. Karya sastra yang berupa cerita pendek dalam
penyajiannya menampilkan cerita dari pengalaman atau tiruan pengarang. Ada
beberapa pengarang yang menulis cerita dari pengalamannya sendiri atau replika
kehidupan yang asli tetapi tidak terlepas dari dunia fiksi. Tetapi, hanya
sedikit cerita yang menyajikan fakta-fakta kebudayaan dalam karya fiksinya.
Salah satu cerita pendek yang
membahas mengenai kebudayaan, yaitu cerita pendek berjudul Belian karya Korrie Layun Rampan. Cerita pendek ini secara garis
besar bercerita tentang kebudayaan Belian di daerah Temula, Kalimantan Timur.
Cerita pendek Belian karya Korrie
Layun Rampan dilihat dari persepsi penulis menggambarkan hal-hal berikut, (1)
tentang ritual Balian yang ada di daerah Temula, Kalimantan Timur. (2) Dalam
cerita ini, unsur kebudayaan yang terlihat sangat kental sehingga antropologi
sastra cocok dalam kajian ini.
Antropologi
Menurut
Saebani (2012: 13), antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari budaya masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa dengan melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya
yang berbeda dengan budaya yang dikenal Eropa. Antropologi lebih memusatkan
pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang
tinggal di daerah yang sama. Antropologi hampir identik dengan sosiologi. Akan
tetapi, sosiologi lebih mneitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsur budaya, pola pikir
dan pola kehidupannya.
Menurut Koentjaraningrat pada Sabeni
(2012: 14), antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang
dihasilkan.
Dari beberapa tersebut, dapat
disimpulkan bahwa antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari budaya masyarakat dengan mempelajari bentuk fisik masyarakat, adat
istiadat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Antropologi Sastra
Menurut Ratna (2011:
6), antropologi sastra adalah ilmu pengetahuan dalam hubungan ini karya sastra
yang dianalisis dalam kaitannya dengan masalah-masalah antropologi. Dengan kalimat lain, antropologi sastra adalah anailisis
terhadap karya sastra di dalamnya terkandung unsur-unsur antropologi. Proses
kreatif adalah energi karya sastra, di dalamnya berbagai aspek kebudayaan
dievakuasi secara optimal.
Koentjaraningrat
pada Ratna (2011: 74) menunjukkan tujuh ciri kebudayaan yang dapat digunakan
untuk mengindentifikasi ciri-ciri antropologis, yaitu: a) peralatan dan
perlengkapan kehidupan manusia, b) mata pencaharian dan sistem ekonomi, c)
sistem kemasyarakatan, d) bahasa, baik lisan maupun tulisan e) kesenian dengan
berbagai mediumnya seperti seni lukis, seni rupa, seni tari, seni drama, dan
sebagainya, f) sistem pengetahuan, dan g) sistem religi.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa antropologi sebuah analisis terhadap
karya sastra melalu sudut pandang atau pendekatan antropologi.
Metode
Penelitian
Metode
yang digunakan dalam cerita pendek Belian karya Korrie Layun Rampun yaitu
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang
mendeskripsikan hasil analisis unsur-usur yang terdapat dalam cerita pendek. Unsur-unsur
yang ditekankan adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia, sistem
religi, dan kesenian.
Kajian Antropologi
Sastra Cerita Pendek Belian
a. Peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia
Pada cerita pendek Belian, masyarakat Temula, Dayak
mempunya peralatan dan perlengkapan kehidupan yang khas, seperti getang yang berarti gelangan tangan yang
dibuat dari logam, lou yang berarti
rumah khas orang Dayak, selolo yang
berarti alat penyembuhan ritual belian yang dibuat dari daun pisang.
“Bunyi musik dan mantra melayah bersama suara getang.“
(Belian, hlm.207)
“Berbagai bunyi yang yang berpadu di dalam lou
membayangkan sebuah kegaduhan yang porak-poranda.“ (Belian, hlm.207)
“Hanya
dengan mantra dan kata-kata belian
lalu selolo atau kecupan bibir belian pada bagian yang sakit dapat
memulihkan kesehatan.“ (Belian, hlm.210)
b. Religi
Unsur religi yang
menjadi perhatian dalam cerita pendek ini adalah ritual belian, ritual dalam upaya pengobatan orang yang sakit. Ritual ini
berupa tarian yang diiring musik dan mantra-mantra. Sebagai tanda kesembuhan, belian biasanya menunjukkan benda-benda
penyebab penyakit, biasa saja berupa miang, taring ular, bilah bambu, batu,
bahkan daun puding yang masih segar. Kadang berupa tali yang melingkari
pinggang dan kadang juga berupa berasa yang bersemayam di dada atau di kening
yang membuat seseorang menjadi sesak napas atau kepala menjadi pening. Ritual belian ini menandakan kepercayaan masyarakat
Temula yang berasal nenek moyang secara turun temurun dalam upaya pengobatan
orang yang sakit dan dengan kepercayaan ini, masyarakat Temula tidak
mempercayai dokter.
”Suara keluh berbaur dengan mamang dan penyuruh mantra
agar roh-roh jahat segera pergi dari orang-orang yang di-belian-i.“ (Belian,
hlm.207)
“Dalam dalam musik itulah sebenarnya para dewa
mengirimkan obat-obatan yang ampuh, dan segala penyakit apa pun akan pulang
kepada asalnya di suatu tempat entah berada di mana, di awang-awang udara.“ (Belian,
hlm.209)
Selanjutnya,
bila salah satu warga Temula ada yang meninggal, mereka melakukan penghormatan
yang sangat berlebihan. Mereka melakukan pengorbanan apa saja lewat upacara
yang begitu memakan waktu, tenaga, biaya, agar kematian itu tak lagi menjemput
berulang. Selain itu, dalam cerita ini juga menyinggung sedikit upacara ditepungtawari, upacara khas Temula agar
orang atau pengantin mendapat kemaslahatan.
“Dokter bukannya menyembuhkan orang sakit. Tetapi justru
ditepungitawari oleh belian dalam upacara kemaslahatan pengantin ala Temula.“ (Belian,
hlm.219)
c. Kesenian
Dalam
cerita pendek ini, masyarakat mengenal musik dan tarian untuk melakukan belian.
“Musik itu seperti bersaing dengan kegelapan. Irama
keras, kadang meninggi, lalu suara belian sedang dalam kata-kata panggilan
mantra kepada malam.“ (Belian, hlm.207)
“Gerak para belian lebih tenang mengiringi petikan musik
yang berirama gembira.“ (Belian, hlm.208)
Kesimpulan
Dari
hasil analisis cerita pendek Belian
karya Korrie Layun Rampan, ditemukan unsur peralatan dan perlengkapan kehidupan
manusia yaitu getang yang berarti
gelangan tangan yang dibuat dari logam, lou
yang berarti rumah khas orang Dayak, selolo
yang berarti alat penyembuhan ritual belian
yang dibuat dari daun pisang. Selanjutnya ditemukan unsur religi yang berupa
ritual belian, ritual dalam upaya
pengobatan orang yang sakit, upacara kematian, dan upacara ditepungtawari, upacara khas Temula agar orang atau pengantin
mendapat kemaslahatan. Pada unsur kesenian
ditemukan musik dan tarian untuk melakukan ritual belian.
DAFTAR PUSTAKA
Saebani, Beni Ahmad. 2012. Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Siswanto,
Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT
Grasindo.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar