Rabu, 15 Juni 2016

Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen Belian Karya Korrie Layun Rampan : Sebuah Kajian Psikoanalisis oleh Muhammad Bismo Pratomo Yudanto (UAS)




Pendahuluan
Seorang anak yang baik adalah anak yang mematuhi perintah orang tuanya. Dan di dalam cerita dalam cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan, sang tokoh utama mengikuti perintah ibunya untuk menjadi dokter. Ibunya menyuruhnya menjadi dokter untuk menghilangkan kebiasaan orang-orang di kampungnya yang melakukan penyembuhan dengan ritual penyembuhan yang disebut belian. Akan tetapi setelah dia berhasil menjadi dokter, dia merasa tidak dapat menghilangkan ritual belian itu. Jangankan menghilangkan, dia bahkan merasa tidak dapat menyaingi belian. Di sanalah terjadi konflik batin pada sang tokoh utama.
Konfik batin inilah yang akan dibahas dalam artikel ini. Dan akan dibahas dengan menggunakan teori psikoanalisis milik Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1900an oleh Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan perkembangan mental manusia. Ilmu ini merupakan bagian dari psikologi yang memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini.

Kerangka Teori
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selelu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh diperlukan psikologi. Lebih-lebih lagi di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia mengalami konflik kejiwaan yang bermula dari sikap kejiwaan tertentu serta bermuara pula ke permasalahan kejiwaan. Tidak sedikit jumlah manusia yang sudah sukses dalam kehidupan kebendaan senantiasa berusaha keras untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih tinggi tanpa ada batasnya akhirnya kandas dan menemukan dirinya terbenam ke dalam penyakit kejiwaan.
Psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson, 1966:7). Pemahaman tentang psikologi perlu ditanamkan kepada para pembaca karena banyak hal dapat dipelajari melalui pemahaman ini.
Kepribadian menurut psikologi bisa mengacu pada pola karakteristik perilaku dan pola pikir yang menentukan penilaian seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian dibentuk oleh potensi sejak lahir yang dimodifikasi oleh pengalaman budaya dan pengalaman unik yang memengaruhi seseorang sebagai individu. Pendekatan teoretis untuk memahami kepribadian yang mencakup kualitas nalar, psikoanalisis, pendidikan sosial, dan teori-teori humanistik.
Freud membagi struktur kepribadian manusia ke dalam tiga kategori yang saling berkaitan, yaitu ide, ego, dan superego. Id adalah lapisan paling dalam, sistem kepribadian kodrati, yang sudah terbentuk (dibawa) sejak lahir. Ia berada di alam bawah sadar yang berisi kekuatan intrinsif dan dorongan-dorongan secara primitif yang secara konkret berwujud libido. Ia memiliki dorongan yang kuat untuk berbuat. Padaha, id tidak mengenal nilai-nilai moral yang dibentuk atau terpengaruh oleh kebudayaan. Maka, untuk mengendalikannya dibutuhkan ego. Ego adalah pengendali agar manusia bertindak dan berhubungan dengan cara-cara yang benar sesuai dengan kondisi nyata sehingga id tidak terlalu terdorong keluar. Ego berada di alam sadar dan bersifat rasional. Ia akan mengendalikan perilaku dan pikiran yang tidak rasional menjadi rasional.
Superego, di pihak lain, adalah representasi nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat yang secara umum termanifestasikan dalam bentuk perintah dan larangan. Ia merupakan oposisi langsung id yang menuntut pemuasan nafsu intingtif dan libidinal. Superego menentukan pilihan perilaku dan tindakan seseorang apakah baik dan pantas atau sebaiknya. Ia bersifat idealistik dan sekaligus berfungsi mengontrol sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan tuntunan nilai-nilai moral. Superego terbentuk karena pembudayaan (baca: pendidikan) yang berintikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat berlaku ejektif jika sudah dibentuk ketik masih anak-anak – yang secara konkret berupa pendidikan dari orang tua, keluarga, dan lingkungan – sehinga proses pembudayaan itu dapat diinternalisasikan ke dalam dirinya dengan baik.
Teori psikoanalisis menekankan adanya alam pikiran bawah sadar dan tidak terbatas pada alam pikiran sadar. Bahkan, sebenarnya pikiran dan tingkah laku manusia lebih dikendalikan oleh alam bawah sadar yang di dalamnya berisi rekaman semua pengalaman penting bahkan ketika seseorang masih kanak-kanak. Alam bawah sadar adalah tempat penyimpanan pikiran, perasaan, dorongan primitif, dan berbagai keinginan yang terdorong keluar dari kesadaran. Dorongan dari alam bawah sadar yang tertekan untuk muncul ke alam sadar sering muncul lewat mimpi. Dalam mimpi semua hal dan pengalaman dapat tersalurkan walau itu berupa sesuatu yang memalukan.

Metode Penelitian
            Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Analisis
Setelah membaca cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan, didapat data-data yang mengenai ide, ego, dan superego. Berikut adalah datanya:
a.       Id adalah lapisan paling dalam, sistem kepribadian kodrati, yang sudah terbentuk (dibawa) sejak lahir. Ia berada di alam bawah sadar yang berisi kekuatan intrinsif dan dorongan-dorongan secara primitif yang secara konkret berwujud libido. Ia memiliki dorongan yang kuat untuk berbuat. Berikut adalah kutipan yang berhubungan dengan id yang terdapat dalam cerpen tersebut.
“Bersamanya aku seakan menari dengan kegirangan pemahaman kanak-kanak tentang sebuah dunia yang bersisian dengan malam.”
“Darahku makin terasa mendidih ketika musik belian makin seru dipalu dari lou.”
Kutipan di atas membuktikan bahwa sebenarnya sang tokoh utama, yaitu Sentaru sangat menginginkan mengikuti ritual belian, akan tetapi ibunya menyuruhnya untuk menjadi dokter dan meninggalkan belian.
b.      Ego adalah pengendali agar manusia bertindak dan berhubungan dengan cara-cara yang benar sesuai dengan kondisi nyata sehingga id tidak terlalu terdorong keluar. Ego berada di alam sadar dan bersifat rasional. Ia akan mengendalikan perilaku dan pikiran yang tidak rasional menjadi rasional. Berikut adalah kutipan yang berhubungan dengan ego yang terdapat dalam cerpen tersebut.
“Ibu sebenarnya yang membuat aku jadi terpisah dari suasana desa dengan segala rona yang tersulam di dalamnya.”
“Lima belas tahun yang lalu aku dipisahkan ibu dengan segala upacara yang kurasakan mendidihkan darahku.”
“Kutahu perlawanan dari Paman Usan, dahulu, sebelum ibu memaksaku pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan. Bahkan selama lima belas tahun aku terhilang karena kesibukanku dengan pelajaran dan keinginan ibu agar aku segera menggantikan belian jika aku lulus sebagai dokter.”
Kutipan diatas menggambarkan bahwa sebenarnya sang tokoh utama, yaitu Sentaru tidak menginginkan menjadi dokter, tapi dia dipaksa oleh ibunya untuk menjadi dokter. Sentaru sebagai seorang anak hanya bisa menuruti perintah ibunya.
c.       Superego, di pihak lain, adalah representasi nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat yang secara umum termanifestasikan dalam bentuk perintah dan larangan. Ia merupakan oposisi langsung id yang menuntut pemuasan nafsu intingtif dan libidinal. Superego menentukan pilihan perilaku dan tindakan seseorang apakah baik dan pantas atau sebaiknya. Berikut adalah kutipan dari cerpen Belian yang berhubungan dengan superego.
“Sudah sebulan aku berada di sini dan aku belum bisa berbuat apa-apa. Aku dapat belum menjadi pahlawan seperti yang diinginkan ibu.”
“Banyak yang menolak pertolongan dokter terutama yang tua-tua. Kenyataan ini membuat aku menjadi gamang, mengapa pertolongan kebaikan yang berdasarkan pengetahuan dan akal sehat diolak, sementara sesuatu yang musykil justru diterima dengan keyakinan sepenuh hati?”
“Kini aku ada di sini sudah sebagai dokter; namun aku merasa aku bukanlah utusan yang tepat untuk masyarakat yang dikehendaki ibu.”
Kutipan diatas menggambarkan bahwa superego sang tokoh utama, yaitu Sentaru berperan dan membuatnya merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi harapan.

Kesimpulan
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selelu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh diperlukan psikologi. Freud membagi struktur kepribadian manusia ke dalam tiga kategori yang saling berkaitan, yaitu id, ego, dan superego. Dalam cerpen Belian, sang tokoh utama yaitu Sentaru memiliki tiga kategori struktur kepribadian seperti yang dikatakan oleh Freud. Dia memiliki id, di mana dia berkeinginan untuk mengikuti ritual belian. Ego juga terdapat dalam dirinya, di mana dia harus mengikuti perintah ibunya untuk menjadi seorang dokter dan meninggalkan belian. Dan yang terakhir yaitu superego, di mana dia merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi keinginan ibunya.














Daftar Pustaka
Minedrop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustakan Obor Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar