Judul : Refire
Don’t Retire
Penulis : Ken
Blanchard & Morton Shaevitz
Penerbit : MIC
Publishing
Tahun Terbit : Juni
2015
Tempat Terbit : Surabaya
Tebal Buku
: 172 hal
Ukuran : 15x23 cm
ISBN : 978-602-0956-11-4
Larry dan Janice Sparks, Sepasang Kekasih yang
Ingin Merubah Gaya Hidupnya.
“Kau dapat mengumpulkan semua uang,
pengakuan, dan kekuasaan atau status yang kau inginkan dalam hidup, tatapi pada
akhirnya semua kembali kedalam kotak.” Begitulah salah satu
kutipan yang terdapat dalam buku Refire Dont Retire ini. Buku ini memang di
perkaya dengan nilai-nilai moral yang lebih mengarah kepada hal-hal religius.
Selain itu pula, buku yang ditulis oleh Ken
Blanchard dan Morton Shaevitz ini
di kemas dengan kisah yang sangat menarik.
Ken
Blanchard merupakan salah satu pakar kepemimpinan
yang paling berpengaruh di dunia. Ia juga merupakan penulis terlaris ikonik The One Minute Manager, dan 60 buku
lainnya
yang jika digabungkan jumlah penjualan dari 60 buku tersebut sebanyak 20
eksemplar. Karya inovatifnya itu telah di terjemaahkan ke delam 24 bahasa dan pada
tahun 2005 ia dilantik ke Balai Amazon of Fame sebagai salah satu dari 25
penulis terlaris sepanjang masa. Selain
itu, Ken Blanchard juga seorang
pendiri spiritual atau tokoh Agama terkenal, dengan segala kesibukannya ia juga
menghabiskan waktunya untuk mengajar di Master of Science di Program
Kepemimpinan Eksekutif di University of San Diego.
Sedangkan, Morton
Shaevitz merupakan seorang dokter yang aktif diberbagai kegiatan sosial
untuk menangani masalah perilaku
seseorang dan perilaku sosial, bahkan sekarang minatnya berbalik ke arah psikologi medis dan
geriatri. Saat ini ia adalah ketua bagian Psikologi Geriatric untuk
Psychological Association California. Selain itu juga dia menjabat sebagai
anggota Pimpinan Dewan Pertimbangan Stein Institute untuk Penelitian Penuaan
dan merupakan profesor klinis psikiatri di University of California, San Diego.
Refire
Don’t Retire menceritakan
tentang Larry dan Jenice Sparks, pasangan yang merasa tidak puas dengan kondisi
mereka saat ini. Mereka kemudian berkonsultasi kepada seorang profesor dan
mengetahui cara memandang tiap hari sebagai peluang untuk mengembangkan
hubungan mereka, menstimulasi pikiran mereka, memperkuat raga mereka, dan
menumbuhkan spiritualitas. Saat mulai terbuka pada pengalaman baru, Larry dan
Janice Spearks mengobarkan lagi hasrat mereka dalam tiap area hidup mereka.
Merasa monoton dalam menjalani hidup tidak hanya terjadi pada Larry dan Jenice,
begitupun dengan kawan-kawannya yang sudah berkeluarga, bahkan mereka selalu
beranggapan bahwa masa tua itu sudah habis masa karirnya. Maka dari itulah
Larry dan Jenice berkonsultasi kepada seorang profesor agar bersemangat kembali
dalam menjalani hidup, dan bagaimana caranya di usia tua mereka bisa tetap
menjadi orang yang berguna.
Buku Refire Don’t Retire ini
termasuk kedalam jenis buku fiksi. Jika dilihat secara seklias memang nampaknya
buku ini seperti buku non fiksi yang menyuguhkan materi berupa poin-poin, akan
tetapi penulis buku ini nampaknya sangat jeli memperhatikan kemenarikan yang
akan diperoleh jika dia menyajikan buku motivasi dengan kisah yang sangat
menarik.
Selain itu, dengan susunan
kalimat yang baik dan diksi yang tepat menjadikan buku ini mudah dipahami. Walaupun terdapat banyak kata
metafora seperti berikut ini “ada mutiara
kebaikan di dalam setiap jiwa jika kau mencarinya”, terkadang membuat
sejenak berpikir untuk menemukan maknanya, akan tetapi secara keseluruhan isi
dari buku ini sarat akan makna. Banyaknya kata metafora justru menjadikan buku
ini puitis dan tidak kaku untuk sebuh buku motivasi. Secara fisik juga buku ini
nampak rapih, dengan kertas yang baik menjadikan tulisan nyata. Sehingga
memberikan kesan elegan pada buku ini.
Kesesuain antara judul dengan isi
buku menjadi nilai tambahan tersendiri untuk buku ini. Walaupun buku ini fiksi
yang di sajikan dengan sebuah kisah, akan tetapi tidak mengurangi esensinya.
Penulis juga nenambahkan kutipan-kutipan dari percakapan yang bisa kita
simpulkan sebagai poin-poin yang hendak di sampaikan kepada pembacanya. Di
bagian belakang, tetpatnya di halaman belakang terakhir dari satu judul cerita,
di situlah selalu terselip maksud dari cerita yang telah kita baca.
Dalam resensi ini, saudara agus sudah sangat piawai dalam memaparkan isi dalam buku tersebut yang berarti bahwa saudara sudah memahami betul buku tersebut. Namun, dalam resensi ini tidak ada kekurangan yg dituturkan oleh saudara agus. Juga kelayakan tentang buku ini tidak dipaparkan oleh saudara agus. Terimakasjh
BalasHapusDalam resensi ini, saudara agus sudah sangat piawai dalam memaparkan isi dalam buku tersebut yang berarti bahwa saudara sudah memahami betul buku tersebut. Namun, dalam resensi ini tidak ada kekurangan yg dituturkan oleh saudara agus. Juga kelayakan tentang buku ini tidak dipaparkan oleh saudara agus. Terimakasjh
BalasHapus