Ganesa
Sangga Buana
Pendahuluan
Karya
sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni.Sebagai karya yang
imanjinatif,sastra berfungsi sebagai hiburan dan menambah pengalaman bagi
pembacanya.Karya sastra banyak jenisnya yaitu novel,cerpen,puisi dan masih
banyak lainnya.Novel merupakan karya sastra yang menyajikan cerita fiksi dalam
bentuk tulisan.Seorang pengarang berusaha semaksimal mungkin mengarahkan pembaca
kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang ada dalam novel.
Realita
kehidupan melalui cerita fiksi selalu berkaitan dengan aktivitas kejiwaan
manusia.Dalam ilmu sastra bagian yang mengangkat mengenai psikologi tokoh yang
diceritakan dalam novel,dinamakan teori psikoanalisis.Psikoanalisis dalam
sastra memiliki empat kemungkinan pengertian.Pertama yaitu studi psikologi
pengarang sebagai tipe.Yang kedua adalah berupa studi proses kreatif.Yang
ketiga adalah studi tipe dan hukum hukum psikologi yang diterapkan pada karya
sastra.Asal usul dan penciptaan karya sastra dijadikan pegangan dalam penilaian
karya sastra itu sendiri.Jadi psikoanalisis adalah studi tipe dan hukum-hukum
psikologi yang diterapkan pada karya sastra.
Cerpen
Belian karya Korrie Layun Rampun
menggambarkan suatu masyarakat di sebuah desa bernama Temula. Budaya warisan
nenek moyang yang sangat kental membuat tokoh utama disini,dilema. Gejala
psikis timbul dalam cerpen ini.Pengarang membawa pembaca untuk keluar dari patriarki
yang ada dalam desa itu.Dengan kajian psikoanalisis,akan dikaji permasalahan
kejiwaan dalam cerpen ini.Fokus akan kejadian kejadian yang menimpa tokoh
utama.Psikoanalisis akan membedah cerpen ini dengan lebih rinci.
Landasan Teori
Kecemasan
tokoh dijelaskan melalui pendekatan psikologi sastra.Psikologi sastra adalah
keilmuan yang memahami karya sastra sebagai aktivitas jiwa
manusia.Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud.Kecemasan adalah salah satu dari psikologis manusia.Kecemasan terbagi
menjadi tiga bagian ,yaitu 1)kecemasan realistik ,2)kecemasan neurotik
,3)kecemasan moral. Objeknya dari novel sebagai karya sastra.
Psikologi sastra merupakan kajian
sastra yang memandang karya melalui kejiwaannya.Secara etimologis psikologi
berasal dari bahasa Yunani, Psyche
yang berarti jiwa dan logos yaitu science
atau ilmu mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai objek studi,terutama
pada sisi perilaku dan jiwa.Psikologi sastra bertujuan untuk memahami
aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam novel sebagai salah satu bentuk
karya sastra.Menurut Wellek dan Warren ( 1962) psikologi sudah menyatu menjadi
karya seni.
Teori psikologi yang dominan dalam
analisis karya sastra ialah teori psikoanalisis Sigmund Freud.Freud mengatakan bahw
selalu dan di mana saja makna gejala-gejala tidak disadari oleh penderita,bahwa
berbagai analisis menunjukan bahwa gejal-gejala tersebut berasal dari proses
mental bawah sadar yang pada kondisi tertentu bisa disadari. Freud mengemukakan
secara tegas mengenai struktur kepribadian manusia :id,ego,dan superego.Id itu
terletak dalam ketidaksadaran,ego dan supergo meliputi ketiga tingkat kesadaran
manusia.
Id berasal dari kata latin yang
berarti ‘itu’ (dia untuk benda),id merupakan bagian ketidaksadaran yang
primitive di dalam pikiran,yang terlahir dalam diri manusia.Id bekerja
berdasarkan prinsip-prinsip yang amat primif sehingga bersifat kaotik
(kacau,tanpa aturan),tidak mengenal moral,tidak memiliki rasa
benar-salah.Sehingga id bekerja dengan prinsip kesenangan.
Ego,berasal dari kata Latin yang
berarti ‘aku’.Ego merupakan bagian dari pikiran yang bereaksi terhadap kenyataan eksternal dan yang dianggap oleh
seorang diri.Ego merupakan tempat berasalnya kesadaran,biarpun tidak semua
fungsinya dibawa keluar dengan sadar.Ego ini merupakan pemersatu bagian di
dalam diri manusia atau bisa dikatakan pembuat akal sehat.Ego bersifat praktis
dan rasional.
Superego memberi rasa yang berhubungan dengan benar atau
salah.Superego membuat sesorang bertindak dengan cara cara yang bisa diterima
masyarakat,bukannya mengikuti kemauan individu.Superego mempunyai cara kerja
yang terbalik dengan id.
Kecemasan dipandang sebagai tanda
bahaya pada biologis juga pada psikologis.Kecemasan atau ketakutan dapat
intensitas yang begitu besar dan sebagai konsekuensinya dapat menjadi penyebab
bagi tindakan pencegahan yang sangat berlebihan. Dalam buku yang ditulis Ruth
Berry,Freud mengidentifikasi tiga macam kecemasan.Pertama yaitu kecemasan
realistik , kecemasan neurotik , dan kecemasan moral. Kecemasan realistik
adalah kecemasan yang berasal dari peristiwa nyata di dunia eksternal dan
dipersepsikan oleh ego.Kecemasan neurotik adalah kecemasan yang berasal dari id
dan seringkali tampak membingungkan dan tidak terfokus.Kecemasan moral adalah
kecemasan yang muncul dari superego merupakan suara hati yang memberi tahu kepada kita tentang adanya sesuatu yang
tidak beres.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Pendekatan dalm penelitian
ini,yakni dengan menganalisis dengan mengurutkan kejadian atau peristiwa yang
ada dalam novel secara kronologis.
Analisis
1.Struktur kepribadian Tokoh
Sentaru
Cerpen
Belian menceritakan tentang kedilemaan Tokoh Sentaru yang menyangkut
batinnya.Sentaru yang memiliki beban untuk mengalihkan budaya tradisi daerahnya
ke budaya yang lebih modern dan bisa diterima nalar.Tokoh utama yang dituntut
untuk merubah pola budaya yang sudah ada sejak nenek moyangnya.Dari uraian di
atas diharapkan dapat mempermudah melihat dan menemukan struktur kejiwaan atau
kepribadian Sentaru dengan permasalahan yang dihadapi dan hubungan dengan tokoh
lain. Kepribadian Sentaru dalam novel ini sangat penting untuk dikaji.Pada
bagian dibawah ini akan menkaji hubungan tokoh utama dengan tokoh tokoh lain.
a.Hubungan Sentaru
dengan Ibunya :Kekecewaan
Kehidupan
dalam keluarga Sentaru sungguh dilemma karena mereka hidup dalam suatu
patriarki yang tumbuh kuat dalam masyarakat suku dayak .Hubungan Sentaru dengan
ibunya sebenarnya baik baik saja,hanya ibunya ingin Tokoh Sentaru untun
mengalihkan budaya Belian kearah yang lebih bisa masuk di nalar.Sentaru pun
disekolahkan untuk menjadi dokter oleh ibunya.Supaya sentaru bisa melaksanakan
pesan ibunya untuk mengalihkan budaya Belian.
“Dokter
itu pahlawan kehidupan,”suara ibu selalu aku kenang pada saat aku lulus
saringan di salah satu fakultas kedokteran di Surabaya.”Tak camat,polisi,atau
bupati yang dapat menghentikan belian.Cuma
dokter ,Ru”.(Belian,hlm.212)
Namun
kekecewaan itu muncul pada saat setelah Sentaru sudah menjadi dokter dan
kembali ke kampung halamannya.Satu bulan di kampung ,Sentaru tak bisa berbuat
apa-apa.
Bulan
baru muncul di langit saat aku pamit pada Ule.Tiba tiba aku merasa
kalah.Pertama-tama dikalahkan oleh ibu karena aku tidak bisa membantah
kehendaknya.( Belian,hlm.219)
b.Hubungan Sentaru
dengan Ule :Bahagia dan percintaan
Hubungan
yang terjadi antara Sentaru dengan Ule sama sama dilemma ditengah budaya
mereka.Ule adalah seorang wanita lulusan IKIP dan Sentaru seorang dokter.Mereka
hidup dalam sebuah patriarki budayanya.Hanya kepada Ule,Sentaru bisa berbicara
dengan logis dan bebas.
“Kok
melamun terus Ru?”suara Ule dekat sekali pada gendang telingaku.”Lagi
memikirkan apa?Praktikmu di Surabaya?Kau kecewa dengan penerimaan masyarakat
sini atau menyesal aku ajak kemari?”
“Kau
guru,kau tidak menghadapi masalah.Semua naak masuk sekolah,Le.Tetapi tidak
semua pasien mau datang ke dokter.Bahkan mereka mencemooh.Di sini aku hanya
bisa berbicara denganmu,Le.”(Belian,hlm
217)
Kebahagian
yang timbul disini sebenarnya berasal dari masalah mereka masing-masing.Bisa
dilihat dari kutipan dialog berikut :
“Guru
untuk orang lain memang gampang,Ru.Tetapi menjadi guru diri sendiri yang
susah.”
“Kau
benar.Kau punya masalah,aku punya masalah.Bagaimana kalu kita sisihkan masalah
masing-masing dan besok kuminta ibu datang melamarmu?Apa pendapatmu?”(belian,hlm.218)
Kecemasan
Tokoh
2.Kecemasan Tokoh Utama
Pada
novel belian ini,tokoh utama banyak terjadi peristiwa kehidupan yang
menimbulkan banyak kecemasan.Kecemasan yang akan dikaji adalah kecemasan
realistic tokoh Sentaru,kecemasan neurotic tokoh Sentaru dan kecemasan moral
tokoh Sentaru.
2.1 Kecemasan realistic tokoh Sentaru
Kecemasan
realistik yang terjadi dalam cerpen ini adalah eksistensi diri.Maksud dari
eksistensi diri disini dimana saat Sentaru sudah menjadi dokter dan sudah
kembali ke kampungnya,ilmu kedokteran yang ia peroleh tidak terpakai.Karena
kuatnya patriarki dalam masyarakat Temula.
2.2 Kecemasan neurotik tokoh
Sentaru
Kecemasan
neurotik yang terjadi dalam cerpen ini adalah kekecewaan.Kekecewaan ini muncul
karena eksistensi diri Sentaru tidak terpakai di kampungnya.Kampungny tidak
menerima dokter untuk menyembuhkan penyakit,dan lebih menerima belian untuk
pengobatan.
2.3. Kecemasan moral tokoh Sentaru
Kecemasan
moral tokoh Sentaru dapat dilihat dalam novel ini adalah ia direndahkan oleh
kampungnya.Di kampung halamannya tokoh utama dipandang karena ayahnya adalah
kepala adat.Tapi lain hanya dengan gelar kedokterannya justru dianggap remeh
dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat Temula.
Kecemasan
lainnya yaitu Sentaru takut kalau dia gagal melaksanakan amanah ibunya.Dalam
diri Sentaru,ada kecemasan dan rasa bersalah tidak bisa menjalankan amanah
ibunya.Intinya pada merasa bersalah dan kalah dengan budaya Masyarakat Temula.
Kesimpulan
Hasil
penelitian disimpulkan ada 3 kecemasan :
1.Kecemasan
realistik adalah kecemasan yang berasal dari peristiwa nyata di dunia eksternal
dan dipersepsikan oleh ego. Kecemasan realistik yang terjadi dalam cerpen ini
adalah eksistensi diri.Maksud dari eksistensi diri disini dimana saat Sentaru
sudah menjadi dokter dan sudah kembali ke kampungnya,ilmu kedokteran yang ia
peroleh tidak terpakai.Karena kuatnya patriarki dalam masyarakat Temula.
2.Kecemasan
Neurotik adalah kecemasan yang berasal dari id dan seringkali tampak membingungkan
dan tidak berfokus. Kecemasan neurotik yang terjadi dalam cerpen ini muncul
karena eksistensi diri Sentaru tidak terpakai di kampungnya.Kampungny tidak
menerima dokter untuk menyembuhkan penyakit,dan lebih menerima belian untuk
pengobatan.
3.Kecemasan
Moral adalah kecemasan yang muncul dari superego.Secara dasar kecemasan moral
merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri.Ketika seseorang
termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual yang berlawanan dengan
nilai moral yang termaksud dalam superego maka ia akan merasa malu atau
bersalah. Kecemasan moral tokoh Sentaru dapat dilihat dalam novel ini adalah ia
direndahkan oleh kampungnya.Di kampung halamannya tokoh utama dipandang karena
ayahnya adalah kepala adat.Tapi lain hanya dengan gelar kedokterannya justru
dianggap remeh dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat Temula.
Kecemasan
lainnya yaitu Sentaru takut kalau dia gagal melaksanakan amanah ibunya.Dalam
diri Sentaru,ada kecemasan dan rasa bersalah tidak bisa menjalankan amanah
ibunya.Intinya pada merasa bersalah dan kalah dengan budaya Masyarakat Temula.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens,Kees.2006.Psikoanalisis
Sigmund Freud. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama.
Nurgiyantoro,Burhan.2007.Teori
Pengkajian Fiksi.Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar