BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Psikologi Sastra
Banyak ragam definisi yang merujuk pada pengertian psikologisebagai ilmu
mengenai kejiwaanyang menekankan studinya pada manusia, terutama pada perilaku
manusia. Kejiwaan ini tidak teramati namun, tercermati oleh indera, dalam hal
ini berupa perilaku.
Hilgard seorang teoritikus memandang perilaku sebagai objek studi,
mendefinisikan psikologi sebagai berikut: “ Psychologymay be defined as the
science that studies behavior of man” Definisi tersebut menjelaskan bahwa kejiwaan
adalahilmu yang mempelajari perilaku manusia dan dikaitkan dengan gejala-gejala
kejiwaan manusia.
Berdasarkan pengertian dan definisisingkat tersebut, psikologi dapat
dikategorikan menjadi (1) the scientific study of behavior of humans being
(ilmu atau kajian ilmiah tentang perilaku manusia) dan (2) the scientific
study of the human psyche (ilmu atau kajian ilmiah tentang jiwa manusia).
Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra, yang akan berusaha
mengungkap psikoanalisis kepribadian yang dianggap meliputi tiga unsur
kejiwaan, yaitu Id ( aspek kepribadian yang gelap dalam alam bawah sadar
manusia yang berisi insting dan nafsu tak kenal nilai ); ego
(perilakunya yang berupa prinsip kenyataan ); super ego ( yang
mengontrol dorongan-dorongan “buta” dari Id tersebut ).
Analisis kejiwaan atau yang biasa disebut dengan psikoanalisis biasanya
hanya memakai objek kajian manusia. Namu, jika dikaitkan dengan ilmu sastra,
asumsi dasar psikoanalisis ini terbagi menjadi dua hal, yaitu kajian psikologi pengarang
karya sastra dan kajian psikologi tokoh dalam karya sastra. Penjelasan asumsi
dasar tersebut berupa: (1) kajian psikologi terhadap pengarang merupakan produk
dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah
sadar atau subsconcius setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk
secara sadar atau conscius. (2) Kajian perwatakan tokoh secara
psikologis melihat seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh
sehingga karya menjadi semakin hidup.
2.2
Novel
Novel adalah satu karya fiksi berbentuk prosa naratif. Sama halnya
dengan bentuk prosa lain seperti cerpen
(cerita pendek). Dari segi cerita, novel lebih panjang dari cerpen. Oleh karena
itu, novel dapat mengemukakan secara lebih bebas, menyajikan lebih banyak,
lebih rinci,detail, danmelibatkan berbagaimasalahyang lebih kompleks. Goldman
mendefinisikan novel sebagai pencairan yang tergradasi akan nilai-nilai yang
otentik dalam dunia yang juga tergradasi.
Unsur-unsur yang mendukung terciptanya sebuah novel berupaplot, tema,
tokoh, dan latar. Novel memiliki lebih dari satu tema, yaitu tema dan subtema
dalam penceritaannya. Oleh karena itu tema menjudi dasar pengembangan seluruh
cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita tersebut. Plot dalam sebuah novel berfungsi menjelaskan
katerkaitan antara peristiwa yang dikisahkan secara linear.plot berisikan
runtutan-runtutan kejadian yang dihubungkan dengan sebab akibat dengan
peristiwa lainnya. Tokoh yang ditampilkan dalam novel biasanya banyak dan ditampilkan
lebih lengkap. Istilah penokohan mencakup permasalahan tentangsiapa tokoh
cerita, bagaimana sifatnya dan bagaimana mempresentasikannya kepada pembaca.
Latar atau setting disebut yang disebut juga sebagai landas tumpu yang merujuk
pada tempat,waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar