Minggu, 05 Juni 2016

Bab 2 Landasan Teori (Ringkasan oleh Mia Karnia Sari)

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Psikologi Sastra
Banyak ragam definisi yang merujuk pada pengertian psikologisebagai ilmu mengenai kejiwaanyang menekankan studinya pada manusia, terutama pada perilaku manusia. Kejiwaan ini tidak teramati namun, tercermati oleh indera, dalam hal ini berupa perilaku.
Hilgard seorang teoritikus memandang perilaku sebagai objek studi, mendefinisikan psikologi sebagai berikut: “ Psychologymay be defined as the science that studies behavior of man” Definisi tersebut menjelaskan bahwa kejiwaan adalahilmu yang mempelajari perilaku manusia dan dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Berdasarkan pengertian dan definisisingkat tersebut, psikologi dapat dikategorikan menjadi (1) the scientific study of behavior of humans being (ilmu atau kajian ilmiah tentang perilaku manusia) dan (2) the scientific study of the human psyche (ilmu atau kajian ilmiah tentang jiwa manusia).
Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra, yang akan berusaha mengungkap psikoanalisis kepribadian yang dianggap meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu Id ( aspek kepribadian yang gelap dalam alam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu tak kenal nilai ); ego (perilakunya yang berupa prinsip kenyataan ); super ego ( yang mengontrol dorongan-dorongan “buta” dari Id tersebut ).
Analisis kejiwaan atau yang biasa disebut dengan psikoanalisis biasanya hanya memakai objek kajian manusia. Namu, jika dikaitkan dengan ilmu sastra, asumsi dasar psikoanalisis ini terbagi menjadi dua hal, yaitu kajian psikologi pengarang karya sastra dan kajian psikologi tokoh dalam karya sastra. Penjelasan asumsi dasar tersebut berupa: (1) kajian psikologi terhadap pengarang merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar atau subsconcius setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar atau conscius. (2) Kajian perwatakan tokoh secara psikologis melihat seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup.
2.2 Novel
Novel adalah satu karya fiksi berbentuk prosa naratif. Sama halnya dengan  bentuk prosa lain seperti cerpen (cerita pendek). Dari segi cerita, novel lebih panjang dari cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan secara lebih bebas, menyajikan lebih banyak, lebih rinci,detail, danmelibatkan berbagaimasalahyang lebih kompleks. Goldman mendefinisikan novel sebagai pencairan yang tergradasi akan nilai-nilai yang otentik dalam dunia yang juga tergradasi.

Unsur-unsur yang mendukung terciptanya sebuah novel berupaplot, tema, tokoh, dan latar. Novel memiliki lebih dari satu tema, yaitu tema dan subtema dalam penceritaannya. Oleh karena itu tema menjudi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita tersebut.  Plot dalam sebuah novel berfungsi menjelaskan katerkaitan antara peristiwa yang dikisahkan secara linear.plot berisikan runtutan-runtutan kejadian yang dihubungkan dengan sebab akibat dengan peristiwa lainnya. Tokoh yang ditampilkan dalam novel biasanya banyak dan ditampilkan lebih lengkap. Istilah penokohan mencakup permasalahan tentangsiapa tokoh cerita, bagaimana sifatnya dan bagaimana mempresentasikannya kepada pembaca. Latar atau setting disebut yang disebut juga sebagai landas tumpu yang merujuk pada tempat,waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar