Penulis: Jombang Santani Khairen
Editor: Hermawan Aksan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Februari 2014
Tebal: XIII + 268 halaman
ISBN: 978-602-03-0223-2
Tulisan
akan terasa berasa jika memang benar benar orang yang ada di tulisannya itu memang benar adanya.Apalgi bisa menjadi panutan untuk para pembaca tulisan itu.Bunda Lisa
yang dibawakan dalam sebuah bentuk novel ini sangat menarik.Ditulis oleh
seorang sastrawan muda yang bernama Jombang Santani Khairen.Dengan bertemakan
keluarga dan semua cerita itu dimulai.Novel ini menceritakan sosok wanita yang
bernama Lisa.Bersuamikan seorang dosen di salah satu Universitas Negeri di Indonesia
dan memiliki dua anak yang menempuh pendidikan di Luar Negeri.Perjuangan yang
ditampakan oleh Jombang sebagai penulis
untuk Lisa sungguh membuat hati ingin sedih.Saat suaminya menyelesaikan
pendidikan untuk menjadi guru besar,peran lisa sangat besar.Disaat suaminya
mulai putus asa dan memang finansial di keluarganya pas-pasan,lisa dengan
semangat menyusul ke negeri seberang untuk memberi semangat kepada
suaminya. Perjuangan anak anaknya yang menempuh pendidikan di luar negeri pun
menambah warna dalam novel ini.2 anak yang berusaha hidup di kerasnya
cosmopolitan dan jauh dari orang tua merupakan beban sendiri untuk orang tua.Dan
perjuangan dalam mendirikan sekolah kutilang yang tadinya hanya untuk warga
sekitar yang kurang mampu dan akhirnya memiliki banyak murid.
Dibawa dengan alur mundur oleh penulis untuk mengetahui
bagaimana cikal bakal sekolah kutilang itu,perjuangan mendorong suaminya dan
anak anaknya.Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan enak untuk dibaca.Banyak nilai
yang bisa diadopsi untuk semua kalangan.Dengan bahasa dan jalan cerita yang
asik,buku ini sangat cocok untuk dibaca semua kalangan juga.Buku ini layak
untuk masuk list bacaan yang menginspiratif. Untuk para calon ibu bisa dijadikan
motivasi dan untuk para pria pun bisa untuk lebih mengerti pasangan
hidupnya.Bahwa yang saling memotivasi itu akan bahagia walau terhimpit cobaan .
Alangkah lebih baik lagi jika identitas buku di narasikan dan bukan berupa point-point supaya pembaca bisa membacanya secara langsung dan tidak terpotong-potong.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlangkah lebih baik lagi apabila masalah teknik yang menyangkut perwajahannya (layout), kebersihan, dan pencetakannya tidak hanya dalam bentuk peta konsep saja tapi juga dinarasikan.
BalasHapus