Penulis:
Aguk Irawan MN
Penerbit:
PT Kaurama Buana
Judul
Novel: Peci Miring
Tebal:
404 halaman
Tahun
Terbit: September 2015
Cetakan
Pertama
Setelah saya baca novel Peci Miring karya Aguk Irawan
saya benar-benar merasa kenal dekat dengan presiden ke-3 indonesia kala itu
yaitu K.H Abdurahman Wahid (Gus Dur) karena penulis disini menceritakannya
sejak ia kanak-kanak hingga dewasa. Novel ini menceritakan semua hal yang
mungkin kita tidak tahu tentang Gus Dur terutama dimasa kanak-kanak beliau yang
iseng dan mudah bergaul dengan siapa saja. Menghabiskan masa kecil di sebuah pesantren membuat ia
menjadi orang yang sudah kenal dengan agama sejak kecil, dengan keadaan
keluarga yang bisa dibilang mempunyai
ilmu yang tinggi terutama kakeknya yang merupakan pendiri pesantren tempat Gus
Dur menghabiskan masa kecilnya merupakan seorang yang sangat disegani pada
masanya karena kepintarannya. Sudah menjadi jalan dari tuhan Gus Dur mewarisi
kepintaran dari kakek dan ayahnya karena belum beranjak dewasa tetapi ia sudah
menghabisi buku bacaan yang berada di perpustakaan pribadi kakeknya di
pesantren. Kira-kira itulah kehidupan masa kecil Gus Dur seorang yang hidup
dengan kesederhaan dan kepintarannya.
Novel ini juga menggunakan bahasa sehari-hari jadi enteng
untuk dibaca walaupun terdapat banyak bahasa jawa tetapi tidak mengurangi
semangat saya untuk membacanya sampai selesai. Isi cerita yang sangat
memotivasi kita ini juga bisa dijadikan panutan bagi kaula muda untuk hidup
seperti beliau. Novel ini merupakan novel biografi jadi alur yang digunakan
dalam novel ini ialah alur maju karena menceriakan kehidupan Gus Dur dari masa
kecil hingga masa dewasa. Cover dari novel ini bergambar wajah Gus Dur saat ia
kanak-kanak tetapi di lukis dengan abstrak. Kertasnya yang digunakan juga bagus
seperti hal-nya novel-novel yang lain tetapi sedikit kurang kuat di masalah
jilitannya.
Secara keseluruhan novel ini merupakan buku yang bagus
untuk dibaca terutama bagi anak muda yang ingin mengenal lebih dalam siapa itu
Gus Dur. Karena banyak hal yang dapat ditiru dari kesederhanaan dan
kedermawanan beliau.
Terlalu banyak isi buku ketimbang teknis. Kekurangan yang lain ialah tidak mencantumkan harga buku sehingga kurang informasi.
BalasHapusKurangnya tanda baca pada kalimat-kalimat dalam resensi ini. Contohnya di kalimat pertama pada paragraf pertama, seharusnya ditambahkan tanda koma pada kalimat itu. Sebetulnya bukan hanya itu saja, hampir seluruh kalimat pada resensi ini kekurangan tanda koma.
BalasHapus