Minggu, 05 Juni 2016

Resensi Novel Peci Miring Oleh Nopriandi Saputra




Penulis: Aguk Irawan MN
Penerbit: PT Kaurama Buana
Judul Novel: Peci Miring
Tebal: 404 halaman
Tahun Terbit: September 2015
Cetakan Pertama

            Setelah saya baca novel Peci Miring karya Aguk Irawan saya benar-benar merasa kenal dekat dengan presiden ke-3 indonesia kala itu yaitu K.H Abdurahman Wahid (Gus Dur) karena penulis disini menceritakannya sejak ia kanak-kanak hingga dewasa. Novel ini menceritakan semua hal yang mungkin kita tidak tahu tentang Gus Dur terutama dimasa kanak-kanak beliau yang iseng dan mudah bergaul dengan siapa saja. Menghabiskan  masa kecil di sebuah pesantren membuat ia menjadi orang yang sudah kenal dengan agama sejak kecil, dengan keadaan keluarga yang bisa dibilang  mempunyai ilmu yang tinggi terutama kakeknya yang merupakan pendiri pesantren tempat Gus Dur menghabiskan masa kecilnya merupakan seorang yang sangat disegani pada masanya karena kepintarannya. Sudah menjadi jalan dari tuhan Gus Dur mewarisi kepintaran dari kakek dan ayahnya karena belum beranjak dewasa tetapi ia sudah menghabisi buku bacaan yang berada di perpustakaan pribadi kakeknya di pesantren. Kira-kira itulah kehidupan masa kecil Gus Dur seorang yang hidup dengan kesederhaan dan kepintarannya.
            Novel ini juga menggunakan bahasa sehari-hari jadi enteng untuk dibaca walaupun terdapat banyak bahasa jawa tetapi tidak mengurangi semangat saya untuk membacanya sampai selesai. Isi cerita yang sangat memotivasi kita ini juga bisa dijadikan panutan bagi kaula muda untuk hidup seperti beliau. Novel ini merupakan novel biografi jadi alur yang digunakan dalam novel ini ialah alur maju karena menceriakan kehidupan Gus Dur dari masa kecil hingga masa dewasa. Cover dari novel ini bergambar wajah Gus Dur saat ia kanak-kanak tetapi di lukis dengan abstrak. Kertasnya yang digunakan juga bagus seperti hal-nya novel-novel yang lain tetapi sedikit kurang kuat di masalah jilitannya.
            Secara keseluruhan novel ini merupakan buku yang bagus untuk dibaca terutama bagi anak muda yang ingin mengenal lebih dalam siapa itu Gus Dur. Karena banyak hal yang dapat ditiru dari kesederhanaan dan kedermawanan beliau.
           

2 komentar:

  1. Terlalu banyak isi buku ketimbang teknis. Kekurangan yang lain ialah tidak mencantumkan harga buku sehingga kurang informasi.

    BalasHapus
  2. Kurangnya tanda baca pada kalimat-kalimat dalam resensi ini. Contohnya di kalimat pertama pada paragraf pertama, seharusnya ditambahkan tanda koma pada kalimat itu. Sebetulnya bukan hanya itu saja, hampir seluruh kalimat pada resensi ini kekurangan tanda koma.

    BalasHapus