Rabu, 15 Juni 2016

EMOSI TOKOH UTAMA DALAM CERPEN BELIAN KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN: SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Oleh Dhika Anggoro Satrio (UAS)



PENDAHULUAN
Emosi bukan hanya mencakup perasaan marah, melainkan mewakili beragamnya perasaan manusia. Emosi ini mempunyai bentuk yang berubah-ubah, kadang bersifat negatif dan juga bersifat positif. Emosi positif biasa tergambar melalui keadaan perasaan gembira atau bahagia, sedangkan emosi negatif biasanya tergambar melalui rasa takut, sedih, marah, malu, dan cemas.[1]
Emosi dapat dipicu oleh beragam sebab. Salah satunya adalah sebagai bentuk adaptasi terhadap suatu keadaan atau pun perubahan lingkungan di sekitar kita. Emosi juga biaa membantu manusia tetap termotivasi untuk bertahan hidup, meskipun terkadangkadar emosi yang muncul menjadi tidak terkontrol. Hal tersebut bergantung kepada individu yang merasakan gejolak emosi di dalam dirinya, serta apa yang sebenarnya yang ia butuhkan.
Emosi sangat melekat pada manusia sehingga di dalam karya sastra emosi tentu dimunculkan oleh pengarang melalui tokoh-tokohnya. Sebuah karya sastra dikatakan berhasil bila pesan yang disampaikan pengarang berhasil tersampaikan kepada pembaca. Pengarang dalam hal ini harus dapat mempengaruhi emosi pembaca melalui emosi yang dimunculkan pada tokoh-tokoh dalam karya tersebut.
KERANGKA TEORI
Psokologi Sastra
Psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku dan tingkah laku manusia. Wellek dan Warren mengungkapkan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. (1) Studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. (2) Psikologi sastra merupakan studi proses kreatif. (3) Psikologi sastra merupakan studi tipe dan hukum-hukum psikologi.yang diterapkan pada karya sastra. (4) Psikologi sastra merupakan studi yang mempelajari dampal sastra pada pembaca.
Hakikat Emosi
Emosi secara luas didefinisikan sebagai perasaan yang dapat memengaruhi perilaku dan secara umum memiliki komponen fisiologis serta komponen kognitif. Menurut Daniel Goleman, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.[2]
Secara umum, emosi yang terdapat dalam diri manusia terbagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif ialah emosi yang mampu menghadirkan perasaan positif terhadap seseorang yang mengalaminya. Emosi negatif merupakan kodrat alami manusia yang ditetapkan sebagai bagian integral bagi eksistensi kehidupan manusia.[3]
a. Jenis-Jenis Emosi
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Rene Descartes. Menurut Rene Descartes, sejak lahir manusia mempunyai enam emosi dasar yaitu, cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan heran. Sedangkan menurut JB Watson, emosi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ketakutan, kemarahan,.dan cinta.
b. Klasifikasi Emosi Krech
Rasa bersalah, rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta.[4]
METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah mendekripsikan emosi tokoh utama yang terdapat di dalam cerpen Belian karangan Korrie Layun Lampan. Lingkup pada penelitian ini adalah meliputi emosi-emosi tokoh utama yang terdapat dalam cerpen Belian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi emosi yang dibagi oleh Krech.
            Kriteria analisis yang meliputi emosi yang diklasifikasikan. Klasifikasi emosi adalah emosi mendasar yang terdapat di dalam setiap manusia. Situasi yang membangkitkan perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya dan mengakibatkan peningkatan ketegangan.
HASIL ANALISIS
Emosi Tokoh Utama cerpen Belian
a. Rasa Bersalah
Rasa bersalah terjadi akibat konflik antara ekspresi impuls dengan standar moral (nilai dalam masyarakat). Tidak terdapat emosi rasa bersalah dalam cerpen Belian.
b. Cinta
Cinta sendiri tidak bisa didefinisikan secara tepat. Kendati demikian, emosi ini mengandung perasaan sayang, ingin melindungi, dan menyukai.
...namun selama sebulan di Temula perasaan aneh sering meremas jantungku jika aku melihat Ule. ...atau karena aku memang dilemparkan tangan nasib untuk menemukan jodoh seorang jodoh seorang guru di desa pedalaman?
Kutipan tersebut menggambarkan kecintaan Sentaru secara implisit terhadap Ule.
c. Kesedihan
Rasa sedih timbul akibat dari kehilangan sesuatu yang berharga. Intensitas kesedihan iti sendiri tergantung pada besaran nilai.dari sesuatu itu. Hal ini disebutkan dalam kutipan berikut:
Apakah aku sudah kalah? Atau seharusnya aku terlibat agar aku dapat langsung memberi kesadaran? Atau aku harus menunggu satu generasi berlalu sampai satu generasi berikutnya menerima kehadiranku?
            Sentaru meras sedih karena keberadaannya yang tidak diterima di masyakatnya sendiri. Padahal ia adalah seorang dokter, tetapi orang-orang di desanya lebih percaya kepada belian atau dukun ketimbang dokter.
d. Menghukum diri sendiri
Menghukum diri sendiri ialah akibat dari rasa bersalah yang sumbernya dari diri sendiri. Tekanan yang berasal dari keadaan dan orang lain, membuat individu memhukum dirinya sendiri, dengan cara menyakiti dirinya sendiri. Tidak ditemukan emosi ini dalam cerpen Belian.
e. Rasa malu
             Rasa malu timbul dikarenakan individu melakukan kesalahan namun tidak melanggar standar moral. Rasa malu pada tokoh Sentaru ditunjukan secara implisit:
“Orang disini lebih menghormatiku sebagai anak seorang polisi dan cucu kepala adat, bukan karena aku dokter, Ibu ingat kan?...”
            Tokoh Sentaru merasa malu karena orang-orang disana menghormatinya bukan karena ia adalah seorang dokter tapi karena anak seorang polisi dan cucu kepala adat.
KESIMPULAN
Psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku dan tingkah laku manusia. Wellek dan Warren mengungkapkan bahwa istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. (1) Studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. (2) Psikologi sastra merupakan studi proses kreatif. (3) Psikologi sastra merupakan studi tipe dan hukum-hukum psikologi.yang diterapkan pada karya sastra. (4) Psikologi sastra merupakan studi yang mempelajari dampal sastra pada pembaca.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan dalam pembahasan cepen diatas. Terdapat klasifikasi emosi rasa malu, kesedihan, dan cinta. Pada emosi rasa bersala, menghukum diri sendiri, dan kebencian tidak ditemukan di dalam cerpen.
















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Syukur, Abdul. 2011. Beragam Terap Gangguan Emosi Sehari-hari. Yogyakarta: DIVA Press.


[1] Abdul Syukur, Beragam Terapi Gangguan Emosi Sehari-hari (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), hlm. 1.
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Rineka Cipta, 2003), hlm. 410
[3] Napoleon Hill, Think and Grow dalam Abdul Syukur , Beragam Terapi Gangguan Emosi Sehari-hari (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), hlm. 26.
[4] Krech dalam Abertine Minderop, Psikologi Sastra  (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hlm. 40.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar