Karya
sastra tidak mungkin jatuh dari langit ,pasti ada sesuatu hal yang melatar
belakanginya, Konsep sosiologi sastra
didasarkan pada dalil bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan
pengarang merupakan a salient being, makhluk yang mengalami
sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra
juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai
dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra memiliki
keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya; dan
sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan
masyarakat dalam berbagai dimensinya
Sederhannya
Karya sastra adalah cerminan masyarakat ,yang mana pembaca seakan akan masuk
dan mendalami dunia dengan membaca karya sastra dan dunia yang di baca tersebut
di buat oleh pengarang pasti atas dasar apa yang dia alami dalam kehidupan
nyata si pengarah terlepas dari sedikit imajinasi dan pemikiran sang pengarah
tersendiri tentu apa yang di gambarkan “biasanya adalah sebagian besar
kenyataan yang di alami”
Dan
dalam hal ini saya akan fokus membahas karya sastra itu sendiri terlepas dari
apa yang di alami sang pengarang,bagaimana dalam karya sastra tersebut akan
terlihat aspek “kritik sosial” yang secara tidak langsung akan membuat pembaca
berkata “ oh ya benar juga” dan semua itu akan di amati dan di analisis
menggunakan unsur unsur interinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra
tersebut
Dan
dalam hal ini saya menganalisis cerpen belian
karya Korrie karna menurut saya cerpen tersebut sangat menarik karna
menampilkan potret masyarakat yang masih sangat erat dengan kebudayaan dan
membuat kita berpikir bahwa ternyata masih ada saja masyarakat di zaman
sekarang yang seperti ini dan membuat kita bertanya tanya benarkah itu terus
berlanjut
Dalam penilitian ini saya akan
menggunakan pendekatan sosiologi sastra dalam hal ini karya sastra nya saja dan
lebih tepatnya adalah kritik sosial yang ada dalam cerita nya dengan
menggunakan instrumen utama adalah struktur yang membangun karya sastra itu sendiri
Landasan Teori
Hakikat Cerpen
Cerpen
adalah singkatan dari cerita pendek.cerpen merupakan salah satu ragam dari
jenis prosa,cerpen terdiri dari berbagai kisah,sepero kisah percintaan
(roman),kasih sayang,jenaka dan lain lain. Menurut KBBI disana dijelaskan kalau
cerpen adalah kisahan Pendek ( Kurang dari 10.000 kata ) yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.
Klasifikasi
Wellek dan Warren sejalan dengan klasifikasi Ian Watt (dalam Damono, 1989: 3-4)
Yang meliputi hal-hal berikut.
1.
Konteks sosial pengarang, dalam hal ini ada kaitannya dengan posisi sosial
sastrawan dalam masyarakat, dan kaitannya dengan masyarakat pembaca termasuk
juga faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya sastranya, yang
terutama harus diteliti yang berkaitan dengan : (a) bagaimana pengarang
mendapat mata pencahariannya, apakah ia mendapatkan dari pengayoman masyarakat
secara langsung, atau pekerjaan yang lainnya, (b) profesionalisme dalam
kepengaragannya, dan (c) masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.
2.
Sastra sebagai cermin masyarakat, maksudnya seberapa jauh sastra dapat dianggap
carmin keadaan masyarakat. Pengertian “cermin” dalam hal ini masih kabur,
karena itu, banyak disalahtafsirkan dan disalahgunakan. Yang harus diperhatikan
dalam klasifikasi sastra sebagai cermin masyarakat adalah (a) sastra mungkin
tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ditulis, sebab banyak
ciri-ciri masyarakat ditampilkan dalam karya itu sudah tidak berlaku lagi pada
waktu ia ditulis, (b) sifat “lain dari yang lain” seorang pengarang sering
mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, (c)
genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan bukan
sikap sosial seluruh mayarakat, (d) sastra yang berusaha untuk menampilkan
keadaan masyarakat secermat-cermatnya mungkin saja tidak dapat dipercaya
sebagai cermin masyarakat. Sebaliknya, sastra yang sama sekali tidak
dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat mungkin masih dapat digunakan
sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat tertentu.
Dengan
demikian, pandangan sosial pengarang diperhitungkan jika peneliti karya sastra sebagai
cermin masyarakat.
3.
Fungsi sosial sastra, maksudnya seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan
nilai-nilai sosial. Dalam hubungan ini ada tiga hal yang harus diperhatikan (1)
sudut pandang ekstrim kaum Romantik yang menganggap sastra sama derajatnya
dengan karya pendeta atau nabi. Karena itu, sastra harus berfungsi sebagai pengbaharu
dan perombak, (2) sastra sebagai penghibur saja, dan (3) sastra harus
mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur.
Sosiologi karya sastra yang
memasalahkan karya sastra itu sendiri
Dalam
Sosiologi sastra terdapat 3 jenis pendekatan ,satu di antaranya yang saya
gunakan adalah Sasiologi sastra yang memasalahkan karya sastra itu tersendiri,
Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi
pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi
tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra
sebagai dokumen sosial sebagai potret kenyataan sosial. (Wellek dan Warren,
1990:122). Beranggapan dengan berdasarkan pada penelitian Thomas Warton
(penyusun sejarah puisi Inggris yang pertama) bahwa sastra mempunyai kemampuan
merekam ciri-ciri zamannya. Bagi Warton dan para pengikutnya sastra adalah
gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah peradaban. Strukturalisme Genetik
dalam Sosiologi Sastra
Strukturalisme
genetik adalah salah satu tipe sosiologi sastra yang memahami karya sastra dari
asal-usul genetiknya (genetik). Kajian ini berangkat dari struktur karya sastra
yang dipahami dalam hubungannya dengan struktur masyarakat dan pandangan dunia
yang melahirkannya.
Pandangan
strukturalisme genetik mengenai pengarang, Strukturalisme genetik mengkaji
karya sastra dalam hubungannya dengan pandangan dunia kelompok sosial
pengarang. Ciri khas strukturalisme genetik adalah memahami dan mengkaji karya
sastra berdasarkan aspek genetik atau asal usulnya, yaitu dalam hubungannya
dengan pengarang dan pandangan sosial historis yang melatarbelakangi penciptaan
karya sastra.
Ada
beberapa konsep yang dipahami dalam strukturalisme genetik, yaitu pengarang
sebagai subjek transidividual atau subjek kolektif, pandangan dunia, fakta
kemanusiaan, struktur karya, dialektika, dan pemahaman-penjelasan. Berikut
penjelasannya menurut Wiyatmi (2013):
Struktur
Karya Sastra Strukturalisme genetik, memandang karya sastra sebagai fakta
sosial. Fakta sosial diartikan sebagai fakta (sesuatu hal) yang mempunyai peran
dalam sejarah (Faruk, via Wiyatmi, 2013)
Dalam
konsep strukturralisme genetik, struktur karya sastra bersifat tematik. Hal itu
dikarenakan yang menjadi pusat perhatiannya adalah relasi antara tokoh dengan
tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya
Berdarkan
[1]teori
Pengasingan dan Reifikasi yang mana menampilkan tokoh dan ide-ide di wilayah
pengasingan,yang mana tokoh yang asing dalam benak pembaca,menandai bahwa
cerita itu menampilkan peta kehidupan aneh,kehidupan sosial yang tidak masuk
akal, yang jauh dari tafsiran pembaca ,jelas menandai karya terasing,namun
dalam cerita ini walaupun cerita itu sedikit aneh namun tetap termasuk dalam
kategori realisme atau dalam kata lain tergabung dalam Reafikasi karna juga
menggambarkan kehidupan kebiudayaan masyarakat yang masih terjadi dalam
masyarakat dayak.
Dari
uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah cerminan
masyarakat yang menampilkan realita kehidupan dalam dunia imaji yang dalam hal
ini adalah kehidupan suku dayak di kalimantan yang masih memiliki kebudayaan
yang kuat mengenai kepercayaan terhadap hal-hal yang masih di luar akal sehat,
itu sangat tepat dan cocok jika menggunakan kritik sosial dalam sosiologi
sastra karna akan membuat kita memahami
bagaimana sebeneranya yang terjadi dalam cerita tersebut.
Metode
penelitian yang saya gunakan adalah dengan menggunakan data deskripsi kualitatif dengan melihat apa saja unsur-unsur
yang membangun dalam karya sastra yang dalam hal ini cerpen belian karya Korrie dengan melihat
Tema,Alur,Latar dan Nilai sosial yang
ada dalam cerita tersebut
Analisi
1. Tema:
Tema
adalah garis besar cerita yang akan di angkat atau di ceritakan dalam sebuah
karya sastra
Tema dalam cerpen ini adalah Kebudayaan masyarakat
yang masih sangat kental dengan kepercayaan masyarakat pada zaman dulu sehingga
ilmu pengetahuan jadi sangat sulit untuk di terapkan pada kelompok masyarakat
tersebut
Kutipan
dalam cerita tersebut :
“dokter
itu untuk orang kota, kata seseorang tetua yang kudatangi rumahnya, orang desa
seperti kami ini hanya bisa disembuhkan dengan belian,ia pandang wajahku
seperti menyimpan ketakutan,apalagi kalau harus membayar.”
2. Alur
:
Alur
adalah tahapan atau Rangkaian jalannya sebuah cerita yang disampaikan oleh
pengarang cerita tersebut
Alur dalam cerpen tersebut maju dan mundur karna
terdapat beberapa bagian yang mana sang tokoh menceritakan masa lalu nya
Kutipan dalam cerita tersebut :
“lima
belas tahun yang lalu aku dipisahkan ibu dengan segala upacara yang kurasakan
mendidihkan darahku,kini segalanya berulang berada di depan mataku, dan aku
merasa kembali pada masa kanakku bersama dengan paman usan”
3. Latar
Latar
adalah keterangan mengenai Ruang dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa
didalam suatu karya sastra.
Latar suasana yang terjadi di desa
tersebut dalam kegiatan Belian
“musik itu seperti
bersaing dengan
kegelapan,iramannya,keras,kadang meninggi,lalu suara mantra belian sedang dalam
kata-kata panggilan mantra kepada malam”
4. Nilai
Sosial
Yaitu
nilai nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut baik itu nilai
agama,sosial,kebudayaan dan pendidikan.
Nilai kebudayaan
“selama ratusan tahun
kakek dari kakek dari kakekmu secara turun temurun memelihara belian dan
mempertahankan ada istiadat”
Kesimpulan
Bersarkan
dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang telah lama
terjadi selama turun temurun ratusan tahun mengakibatkan masyarakat tersebut
sulit untuk menerima ilmu pengetahuan baru dalam hal adalah metode pengobatan
Belian di bandingkan dengan metode kedokteran
DAFTAR PUSTAKA
Damono,Sapardi
Djoko.1978.Sosiologi sastra sebuah Pengantar
Ringkas.Jakarta.Pusat
Pembinaan dan Pengembangan bahasa departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Emir
& Saifur Rohman.2015.Teori dan
Pengajaran Sastra.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
Endraswara,Suwardi.2013.Teori Kritik Sastra Prinsip Falsafat dan
Penerapan.Yogyakarta.CAPS.
Endraswara,Suwardi.2012.Teori Pengkajian Sosiologi Sastra .Yogyakarta.UNY
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar