Buku : Melipat Air “Jurus Budaya Pendekar Tionghoa”
Karya :
Agus
Darmawan T.
Menanggapi Resensi yang berjudul “Pesan Dagang dan Pesan
Politik” dari buku Melipat Air “Jurus
Budaya Pendekar Tionghoa” karya Agus Darmawan T. Tanggapan mengenai resensi
ini berdasarkan pada teori Gorys Keraf tentang resensi. Dalam teorinya tentang
resensi, Gorys Keraf membagi empat pokok yang dapat dijadikan sasaran penilai
sebuah buku atau karya yaitu : Latar belakang, macam atau jenis buku,
keunggulan buku, dan nilai buku.
Di bagian latar belakang yang meliputi tema, resentator
tidak menjelaskan secara singkat apa tema dari buku tersebut, penjelasan
mengenai tema juga tidak dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku. Jika
kita melihat kembali teori Gorys Keraf, seharusnya penyajian tema yang di
sajikan secara singkat itu dapat dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi
buku tersebut.
Selain itu, jika melihat pada bagian awal resensi,
resentator tidak memperkenalkan penulis buku yang diresensinya, sehingga rasa
ketertarikan mulai memudar, seharusnya resentator sedikit membahas biografi
penulis yang bertujuan untuk memperkenalkan siapa orang dibalik buku tersebut,
ketenaran apa yang sudah diperolehnya, buku atau karya yang telah ditulisnya,
bahkan menurut Gorys Keraf perlu juga menjelaskan, mengapa ia menulis buku gtersebut.
Sedangkan jika beralih kepada macam atau jenis buku,
resentator tidak menjelaskan buku ini termasuk kedalam buku fiksi atau non
fiksi. Akan tetapi, dari beberapa kutipan mengenai isi buku tersebut bisa
diketahui bahwa buku tersebut adalah non fiksi, dengan bahasanya yang sedikit
formal, menjadi pengas keseriusan buku tersebut. Sekarang beralih kepada
penjelasan Gorys Keraf mengenai macam atau jenis buku, menurut Gorys Keraf
walaupun terdapat perbedaan-perbedaan antara berbagai macam pembaca, namun
masih terdapat suatu kesamaan umum pada mereka yaitu : mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru
diterbitkan. Mereka ingin mengetahui : Buku
itu macam apa ? bahkan Gorys Keraf menegaskan bahwa penulis resensi yang
mengabaikan pernyataan ini, sengaja atau tidak sengaja sudah gagal dalam
melaksanakan tugasnya. Resentator harus menjelaskan kepada pembaca buku yang
baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana.
Sekarang coba melihat dari segi keunggunlan buku. Pada
resensi ini resentator sudah berusaha menjelaskan keunggulan buku dengan baik,
sehingga ada beberapa kutipan buku yang dituliskan dalam resensi ini, seperti “Hei, kamu masih hidup ? ku kira kau sudah
mati, tenggelam api revolusi!” dalam kutipan tersebut resentator sudah
berusaha memperkenalkan bahwa buku tersebut berbicara masa lampau, mungkin
ketika zaman revolusi. Walaupun tidak sesuai teknik penulisan yang seharusnya
memperkenalkan penulis buku, tapi untuk sebuah sapaan kutipan dari buku yang
diresensi tersebut dirasa sedikit sesuai. Sedangkan menurut Gorys Keraf tentang
keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama memperkenalkan organisasinya.
Yang dimaksud dengan organisasi adalah kerangka buku itu, hubungan antara satu bagan dengan bagan lainnya.
Setelah itu, Gorys Keraf mengibaratkan bahwa penilaian mengenai organisasi ini
dapat dibandingkan dengan bagaimna kita melihat sebuah hutan. Untuk menilai
sebuah hutan pertama-tama harus melihat dari jauh, bagaimana pemandangan
keseluruhannya, apa daya tarik dari jauh. Sesudah melihat hutan dari jauh, baru
kita menilai dari dekat dengan masuk kedalamnya.
Kemudian
ada nilai buku, di dalam resensi ini resentator tidak begitu jelas mengemukakan
isi buku, tidak adanya penjelasan mengenai karya-karya penulis yang lainnya
menjadikan resensi ini tidak mudah diketahui keunggulan bukunya. Sehingga
resensi ini tidak memberikan sugesti kepada pembaca apakah buku tersebut patut
dibaca atau tidak. Padahal menurut Gorys Keraf, tugas pertama seorang resensi
adalah memberi sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau
tidak. Ia harus melukiskan dasar-dasar bagi pendapatnya itu, serta
kriteria-kriteria yang dipergunkan untuk memberikan pendapatnya itu. Nilai
sebuah buku akan lebih jelas bila dibandingkan degan karya-karya lainnya, baik
yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh
pengarang-pengarang lainnya.
Dalam post saudara agus ini, sangat jelas terlihat bahwa resensu yang dikomentarinya sangat jauh dari prinsip gorys keraf dimana banyak sekali hal2 yang tidak disampaikan dalam resensi tersebut. Namun, kelebihan buku ini sangat menonjol dan menurut saudara agus, buku ini layak untuk di konsumsi.
BalasHapus