Minggu, 05 Juni 2016

Menanggapi Resensi “Pesan Dagang dan Pesan Politik – Hendrowiyanto” Oleh Agustiana Fajri



Buku : Melipat Air “Jurus Budaya Pendekar Tionghoa”
Karya : Agus Darmawan T.

Menanggapi Resensi yang berjudul “Pesan Dagang dan Pesan Politik” dari buku Melipat Air “Jurus Budaya Pendekar Tionghoa” karya Agus Darmawan T. Tanggapan mengenai resensi ini berdasarkan pada teori Gorys Keraf tentang resensi. Dalam teorinya tentang resensi, Gorys Keraf membagi empat pokok yang dapat dijadikan sasaran penilai sebuah buku atau karya yaitu : Latar belakang, macam atau jenis buku, keunggulan buku, dan nilai buku.
Di bagian latar belakang yang meliputi tema, resentator tidak menjelaskan secara singkat apa tema dari buku tersebut, penjelasan mengenai tema juga tidak dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku. Jika kita melihat kembali teori Gorys Keraf, seharusnya penyajian tema yang di sajikan secara singkat itu dapat dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku  tersebut.  
Selain itu, jika melihat pada bagian awal resensi, resentator tidak memperkenalkan penulis buku yang diresensinya, sehingga rasa ketertarikan mulai memudar, seharusnya resentator sedikit membahas biografi penulis yang bertujuan untuk memperkenalkan siapa orang dibalik buku tersebut, ketenaran apa yang sudah diperolehnya, buku atau karya yang telah ditulisnya, bahkan menurut Gorys Keraf perlu juga menjelaskan, mengapa ia menulis buku gtersebut.
Sedangkan jika beralih kepada macam atau jenis buku, resentator tidak menjelaskan buku ini termasuk kedalam buku fiksi atau non fiksi. Akan tetapi, dari beberapa kutipan mengenai isi buku tersebut bisa diketahui bahwa buku tersebut adalah non fiksi, dengan bahasanya yang sedikit formal, menjadi pengas keseriusan buku tersebut. Sekarang beralih kepada penjelasan Gorys Keraf mengenai macam atau jenis buku, menurut Gorys Keraf walaupun terdapat perbedaan-perbedaan antara berbagai macam pembaca, namun masih terdapat suatu kesamaan umum pada mereka yaitu : mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru diterbitkan. Mereka ingin mengetahui : Buku itu macam apa ? bahkan Gorys Keraf menegaskan bahwa penulis resensi yang mengabaikan pernyataan ini, sengaja atau tidak sengaja sudah gagal dalam melaksanakan tugasnya. Resentator harus menjelaskan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana.  
Sekarang coba melihat dari segi keunggunlan buku. Pada resensi ini resentator sudah berusaha menjelaskan keunggulan buku dengan baik, sehingga ada beberapa kutipan buku yang dituliskan dalam resensi ini, seperti “Hei, kamu masih hidup ? ku kira kau sudah mati, tenggelam api revolusi!” dalam kutipan tersebut resentator sudah berusaha memperkenalkan bahwa buku tersebut berbicara masa lampau, mungkin ketika zaman revolusi. Walaupun tidak sesuai teknik penulisan yang seharusnya memperkenalkan penulis buku, tapi untuk sebuah sapaan kutipan dari buku yang diresensi tersebut dirasa sedikit sesuai. Sedangkan menurut Gorys Keraf tentang keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama memperkenalkan organisasinya. Yang dimaksud dengan organisasi adalah kerangka buku itu, hubungan  antara satu bagan dengan bagan lainnya. Setelah itu, Gorys Keraf mengibaratkan bahwa penilaian mengenai organisasi ini dapat dibandingkan dengan bagaimna kita melihat sebuah hutan. Untuk menilai sebuah hutan pertama-tama harus melihat dari jauh, bagaimana pemandangan keseluruhannya, apa daya tarik dari jauh. Sesudah melihat hutan dari jauh, baru kita menilai dari dekat dengan masuk kedalamnya.
Kemudian ada nilai buku, di dalam resensi ini resentator tidak begitu jelas mengemukakan isi buku, tidak adanya penjelasan mengenai karya-karya penulis yang lainnya menjadikan resensi ini tidak mudah diketahui keunggulan bukunya. Sehingga resensi ini tidak memberikan sugesti kepada pembaca apakah buku tersebut patut dibaca atau tidak. Padahal menurut Gorys Keraf, tugas pertama seorang resensi adalah memberi sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau tidak. Ia harus melukiskan dasar-dasar bagi pendapatnya itu, serta kriteria-kriteria yang dipergunkan untuk memberikan pendapatnya itu. Nilai sebuah buku akan lebih jelas bila dibandingkan degan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya.

1 komentar:

  1. Dalam post saudara agus ini, sangat jelas terlihat bahwa resensu yang dikomentarinya sangat jauh dari prinsip gorys keraf dimana banyak sekali hal2 yang tidak disampaikan dalam resensi tersebut. Namun, kelebihan buku ini sangat menonjol dan menurut saudara agus, buku ini layak untuk di konsumsi.

    BalasHapus