Rabu, 15 Juni 2016

STRUKTUR KEPRIBADIAN PADA TOKOH UTAMA DALAM CERPEN BELIAN KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN (Tinjuan Psikoanalis) Oleh: Ria Tri Rahayu (UAS)


(2125140272)
Program Studi Sastra Indonesia
Universitas Negeri Jakarta

PENDAHULUAN
 Karya sastra dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kebudayaan yang diciptakan berkaitan erat dengan kehidupan manusia Karya sastra adalah karya seni dalam bentuk ungkapan tertulis. Karya sastra menjawab bagaimana gagasan-gagasan bisa diwujudkan dalam ungkapan tertulis. Salah satu jenis karya sastra adalah prosa. Cerita pendek merupakan bagian dari prosa. Tokoh adalah salah satu unsur dari sebuah cerita. Setiap pengarang menghadirkan tokoh-tokoh dalam suatu cerita dengan keunikan dan masalahnya sendiri-sendiri. Setiap tokoh mempunyai kondisi psikologis tersendiri. Berbicara kepribadian tidak dapat dipisahkan dari ilmu psikologi sastra yang berkaitan dengan karya sastra.
Menurut Endraswara dalam Minderop (2011) Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Psikologi sastra melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang kerap menambahkan pengalaman sendiri dalam karya sastranya dan pengalaman pengarang itu sering dialami oleh orang lain. Psikologi dalam sastra mengandung fenomena-fenomena yang tampak melalui perilaku tokoh-tokohnya. Dengan begitu psikologi dan sasra memiliki hubungan secara tidak langsung.
TEORI
Teori psikoanalisis dikemukakan oleh Sigmund Freud yang hidup antara tahun 1856-1939. Latar belakang pendidikannya adalah dokter namun ia justru lebih fokus menjadi ilmuwan. Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga yaitu id, ego dan superego.

Id (das Es)
Id adalah struktur tentang kepribadian yang terdiri dari naluri yang merupakan sumber energi psikis seseorang. Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistemyang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id tidak punya kontak dengan dunia nyata tetapi selalu berusaha untuk meredakan ketegangan dengan cara memuaskan.Orang yang sedang lapar tidak akan menjadinkenyang dengan membayangkan makanan atau minuman dengan itu manusia membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pemenuhan kebutuhan. Sistem itu tidak lain adalah ego.
Ego (das Ich)
 Ego adalah struktur kepribadian yang berfungsi menghadapi tuntutan realitas. Superego merupakan struktur kepribadian yang merupakan cabang moral dari kepribadian. Maksudnya adalah kepribadian dibagi menjadi tiga struktur: Id, merupakan struktur kepribadian yang ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan seseorang namun ia berusaha menekannya sesuai realitas seperti yang diungkapkan Albertine Minderop sebagai berikut:
Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas.[1]

            Perlu diketahu bahwa Id dan Ego tidak memilki moralitas karena keduanya tidak mengenal baik dan buruk. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan, yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik Id. Sebagai salah satu struktur kepribadian yang berhubungan dengan realitas atau dunia luar Ego mengambil peran sebagai pengambil keputusan.
Superego (das Ueber Ich)
Struktur yang terakhir adalah superego. Superego bisa juga disebut dengan hati nurani karena ia mengenal baik dan buruk. Superegolah yang mengendalikan id dan ego untuk bekerja sesuai dengan aturan dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi ketiga sistem tersebut. Superego mencerminkan yang ideal dan bukan real. Tugasnya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma dan moral yang berlaku dimasyarakat.
            Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki tiga struktur kepribadian yaitu: id, ego dan superego. Meskipun masing-masing memiliki mekanisme dan cara kerja sendiri, ketiganya tidak bisa dipisahkan pengaruhnya terhadap perilaku dan kepribadian manusia.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek peneliti, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus. Tujuannya penelitian kualitatif dengan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, sehingga terlihatlah mutu atau pendidikan berkualitas dari objek yang diteliti tersebut. Penelitian ini terfokus pada struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan superego pada tokoh utama dalam cerpen Belian karya Korrie Layun Rampan.
ANALISIS & PEMBAHASAN
Dari teori yang sudah dipaparkan diatas maka dibuat sebuah tabel instrumen penelitian sebagai berikut:
No.
Tokoh Utama
Data
Id
Ego
Superego
Keterangan
1.
Sentaru
Kutahu perlawanan dari Paman usan dahulu sebelum Ibu memaksaku pergi ke kota ntuk melanjutkan pendidikan. Bahkan selama lima belas tahun aku terhilang karena kesibukanku dengan pelajaran dan keinginan Ibu agar aku segera menggantikan belian jika aku lulus sebagai dokter.
Pada kutipan tersebut sebenrnya Ru antara mau tidak mau ingin menjadi dokter karena tidak dijelaskan apakah Ru ingin menjadi dokter atau tidak
Pada kutipan tersebut menjelaskan bahwa Ego dari Ru adalah ia menuruti apa kata Ibunya untuk pergi ke kota dengan menjadi dokter agar menggantikan belian.
Aspek superego dari kutipan tersebut adalah Ru antara mau tidak mau menjadi dokter, karena yang memintanya adalah Ibunya maka ia menuruti karena ia tidak mungkin melawan ibunya.
-
2.
Kini aku ada disini sudah sebagai dokter namun aku merasa aku bukanlah utusan yang tepat untuk masyarakat yang dikehendaki Ibu. Mungkin orang Jakarta lebih membutuhkan aku.
Pada kutipan ini Ru sebenarnya ingin menjadi pengganti belian, ia ingin berpera sebagai dokter sesungguhnya di daerah Temula.
Pada kutpan tersebut Ego Ru menunjukan bahwa Ru ingin menggantikan belian karena ia tidak merasa pengobatan dengan belian itu masuk akal.
Pada kutpan tersebut aspek superego menujukan bahwa ia sebenrya ingin menjadi dokter di wilayahnya namun karena ia ditolak ia ingin kembali dan bekerja di Jakarta.


            KESIMPULAN
Struktur kepribadian menurut Sigmund Freud terbagi atas tiga bagian yaitu id, ego, dan superego. Setiap struktur memiliki perannya masing-masing. Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhannya. Ego berada ditengah-tengah dua kekuatan yang berusaha memenuhi kebutuhan namun dibatasi dengan realitas. Superego bisa juga disebut dengan hati nurani karena ia mengenal baik dan buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra: Karya sastra, Metode, Teori, dan Contoh
            Kasus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Rampan, Korrie Layun. 2003. Teluk Wengkay. Jakarta: Penerbut Buku Kompas.


[1] Albertine Minderop, Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), hlm. 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar