Selasa, 22 Maret 2016

Tanggapan mengenai resensi “Pesan Dagang dan Pesan Politik”



Oleh Ria Tri Rahayu

            Dewasa ini sudah semakin banyak orang-orang yang membeli sebuah buku tanpa tahu isi buku tersebut, semakin banyak orang-orang tergiur membeli buku hanya karena buku tersebut sedang menjadi tren dimasyarakat dan banyak diperbincangkan. Maka dibutuhkan peresensi buku yang jujur, yang mampu memberikan informasi tanpa melebih-lebihkan kekuranngan atau kelebihan dari sebuah buku itu sendiri. Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya. Dalam sebuah resensi terdapat kekurangan, kelebihan dan beberapa informasi yang didapat dari buku yang diresensi.
            Semua resensi membuat sebuah pertimbangan mengenai kekurangan dan kelebihan sebuah buku termasuk sebuah resensi yang ditulis oleh seorang kurator seni rupa yaitu Hendro Wiyanto. Ia meresensi sebuah buku berjudul “Pesan Dagang dan Pesan Politik” karya kritikus seni rupa Agus Dermawan T. Buku ini membabarkan mengenai kisah tiga seniman Tionghoa terkenal yaitu Lee Man Fong, Lim Wasim, dan Siauw Tik Kwie yang tergulung geger 1965.
            Menurut teori resensi Gorys Keraf meresensi sebuah buku harus ada beberapa poin yang dipertimbangkan yaitu mulai dari Latar Belakang, terdiri dari Identitas Buku meliputi (Judul, latar belakang penulis, penerbit, edisi, tebal halaman dll.), ringkasan yang mencakup sinopsis singkat isi buku kemudian tema dan pengenalan pengarang. Kemudian keunggulan buku dibagi menjadi beberapa poin seperti organisasi buku, isi buku, bahasa mencakup struktur kalimat, hubungan antar kalimat dll dan yang terakhir adalah teknik (lay out, kebersihan, dan pencetakan).
            Dalam resensi yang disuguhkan oleh Hendro Wiyanto terdapat beberapa poin yang tidak ada dalam resensi ini, pada poin keunggulan buku ada beberapa hal yang tidak dijelaskan oleh peresensi, antara lain adalah organisasi, teknik dan bahasa. Teknik meliputi lay out percetakan buku (mengenai tampilan buku), kebersihan, pencetakan buku dan poin Bahasa yang sama sekali tidak disinggung. Mungkin akan lebih baik jika peresensi menambahkan poin tersebut untuk lebih memperjelas resensi.

            Pada poin latar belakang terdapat beberapa hal yaitu identitas buku, tema, ringkasan dan perkenalan pengarang. Namun hanya poin identitas buku (tidak terdapat jenis buku atau macam buku, dan juga harga buku), tema, dan ringkasan (dibahas secara garis besar) yang terdapat dalam poin latar belakang ini. Mengenai perkenalan pengarang atau latar belakang pengarang, penulis tidak menyinggung buku apa saja yang sudah Ia keluarkan, buku apa yang paling menarik dll. Buku ini dinilai baik meskipun ada beberapa poin yang peresensi lewatkan,yang mungkin itu akan menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca. Maka untuk meresensi sebuah buku kita harus memahami betul-betul bagaimana teknik meresensi agar resensi buku yang kita tulis mampu menjadi pertimbangan bagi para pembaca.

1 komentar:

  1. Setelah membaca komentar yang mengulas tentang resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik yang dibuat oleh Ria, menurut saya Ria sudah menjelaskan komentarnya dengan sangat baik, karena berlandaskan empat aspek menulis resensi teori Gorys Keraf. Akan tetapi, Ria belum menjelaskan kekurangan penulis resensi secara lengkap, seperti dalam segi bahasa, Ria tidak menjelaskan yang mencakup bahasa apa saja, seperti struktur bahasa, hubungan antar kalimat, dan pilihan diksi.
    Secara keseluruhan komentar yang dibuat Ria sudah baik karena membuat pembaca memahami bagaimana cara membuat resensi yang baik sesuai dengan teori Gorys Keraf.

    BalasHapus