Selasa, 22 Maret 2016

Komentar Resensi “Pesan Dagang dan Pesan Politik” Karya Hendro Wiyanto

Oleh: Ulya Yurifta (2125143340)

Sebelum kita mengomentari mengenai resensi orang, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui pengertian akan resensi itu sendiri. Menurut Gorys Keraf, resensi adalah tulisan yang berisi tentang ulasan atau penilaian terhadap suatu karya tulis atau buku. Oleh karena itu, resensi lebih dikenal dengan istilah ulasan atau bedah buku. Tujuan resensi menurut Gorys Keraf adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai suatu karya tulis ditinjau dari segi keunggulan serta kelemahan.

Dalam proses pembelajaran resensi, ada beberapa tahapan yang harus diketahui. Pertama, kita harus mencoba menyimak sebuah pelajaran. Kedua, mengulangnya dengan mencoba membicarakan tentang pembelajaran yang didapat dari menyimak tadi. Ketiga, mencoba untuk mencari teori yang pas untuk di masukan kedalam pembelajaran yang sudah kita simak. Keempat, dimulai dengan penulisan yang diulangi dan disamakan dengan teorinya (setelah menyimak pembelajaran). Dari keempat tahapan yang dijelaskan, penyimak bisa mengolah suatu tulisan dengan suatu tulisan yang baru dengan berupa sebutan komentar. Lebih tepatnya, penyimak bisa mengomentari suatu bacaan yang telah di baca atau disimak sebagai contoh saya ingin meresensi“Pesan Dagang dan Pesan Politik” karya Hendro Wiyanto. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas menulis yang diberikan oleh Dra. Fathiaty Murtadho, M.Pd.

Pertama : latar belakang. Latar belakang menurut Gorys Keraf ada empat yaitu Tema, ringkasan, identitas, dan perkenalan pengarang. Dari resensi yang telah saya baca, resensi “Pesan Dagang dan Pesan Politik” karya Hendro Wiyantotelah memenui kriteria dari komponen yang dijabarkan oleh Gorys Keraf. Tema yang dapat disimpulkan dan ada satu poin yang tidak ada dalam identitas, yaitu soal harga buku. Karena didalam teori Gorys Keraf ada poin harga buku. Karena harga buku menurut pembaca resensi sangat penting.

Kedua : ada macam dan jenis buku. Dari segi macam-macamnya, “Pesan Dagang dan Pesan Politik” karya Hendro Wiyantoini bersifat fiksi dan jenis buku ini bersifat non-fiksi, bisa saya sebutkan non-fiksi dikarenakan ia memaparkan biografi. Bagian macam dan jenis buku ini penting untuk dimasukan kedalam resensi, karena setiap orang pasti berbeda cara menyukai macam dan jenis bukunya, jadi, macam dan jenis buku merupakan poin penting dalam meresensi buku, agar pembaca dapat memahami buku ini fiksi ata non-fiksi.

Ketiga : dari segi nilai buku menurut Gorys Keraf, buku ini tidak terlalu bagus untuk dibaca, karena terdapat ketidaksamaan. Dari ketiga point (struktur kalimat, hubungan antar kalimat, dan pilihan kata) menurut saya peresensi tidak menjelaskan dari segi struktur kalimat, hubungan antar kalimat, dan pilihan kata. Bahasanya biasa saja menurut saya. Dari ketiga point (layout, kebersihan, pencetakannya) tidak ada teknik yang digunakan oleh peresensi. Karena seharusnya dijelaskan secara rinci.

Menurut Gorys Keraf ada 4 poin dalam keunggulan buku, yaitu : organisasi, isi, bahasa, dan teknik. Organisasi disini menurut saya adalah peresensi tidak terlalu jelas dan begitu singkat,  hanya paham setengah dari semua bacaan yang seharusnya dipahami, dari bentuk isi, terdapat nilai dagang dan pesan politik yang bisa kita petik. Bahasa yang digunakan sukar untuk dipahami. Serta tidak ada teknik yang digunakan oleh peresensi

1 komentar:

  1. Terimakasih Ulya sudah berkenan memberi komentar tentang Resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik yang ditulis oleh Hendra Wiyanto. Setelah membaca komentar yang ditulis oleh Ulya, ada beberapa hal yang ingin saya kemukakan, yakni: (1) Pada awal tulisan, Ulya sudah memaparkan fungsi secara umum dari penulisan resensi menurut Gorys Keraf, bagi saya hal ini sangat penting ada karena membuat petunjuk bagi pembaca mengenai pedoman penulisan resensi yang benar, (2) Dari paragraf ke paragraf menurut saya, Ulya sudah baik dalam memaparkan ke empat aspek yang penting sebagai landasan berkomentar tentang resensi, namun ada beberapa poin yang dalam bagi saya masih ditemukan tidak harus ada dalam komentar resensi yaitu penggunaan pronomina 'saya' dalam paragraf ke tiga. Hal selanjutnya yang belum ada ialah komentar mengenai perkenalan pengarang, Ulya belum melengkapi komentarnya dengan hal tersebut sehingga kekurangan-kekurangan yang ada di resensi tidak sepenuhnya dibahas dalam komentar Ulya.

    Bagi saya, komentar Ulya terhadap resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik memberikan manfaat terhadap pembaca mengenai teori menulis resensi Gorys Keraf, serta membuat pembaca blog memahami hal-hal yang perlu diungkapkan dalam berkomentar tentang resensi ataupun tentang penulisan resensi.

    BalasHapus