Selasa, 22 Maret 2016

Komentar Resensi “Pesan Dagang dan Pesan Politik” Karya Hendro Wiyanto




 Oleh Claudia Putri

            Resensi yang berjudul “Pesan Dagang dan Pesan Politik” yang tuliskan oleh Hendro Wiyanto,  dalam kalimat pembukanya menjelaskan latar belakang dengan memperkenalkan Lee Man Fong, Lim Wasim, dan Siauk Tik Kwie. Penulis resensi menjelaskan bagaimana pekerjaan, pendidikan, hingga pengalaman-pengalaman yang pernah dilalui oleh tiga seniman asal Tionghoa secara singkat.  Untuk deskripsi buku, penulis resensi menyampaikan identitas dimulai dari judul, penulis, penerbit, edisi, dan tebal buku, tetapi tidak mencantumkan harga buku. Sebaiknya penulis resensi ikut mencantumkan harga buku karena akan menjadi salah satu bahan pertimbangan pembaca. Dalam resensi ini, penulis resensi hanya memperkenalkan pengarang berdasarkan namanya saja, tidak menyertakan apa saja buku yang pernah ditulis oleh pengarang, ketenaran pengarang, dan apa yang menjadi alasan pengarang membuat buku berjudul “Melipat Air: Jurus Budaya Pendekar Tionghoa”.
            Macam atau jenis buku sebagai klasifikasi mengenai buku ini tidak dituliskan penulis resensi. Padahal, pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Penggolongan macam atau jenis buku akan memudahkan pembaca untuk mengetahui perbedaan serta persamaan dengan buku-buku lain, dan membuat pembaca akan semakin tertarik karena dapat mengetahui buku tersebut secara terperinci. Walaupun, dapat diketahui bahwa buku ini adalah buku Non-Fiksi.
            Keunggulan buku juga tidak dibuat penulis resensi secara detail. Penulis resensi hanya menjelaskan dari segi isi, dimana dalam buku tersebut “pesan dagang” dan “pesan politik” samar-samar bisa dipetik, dan menjelaskan hiruk-pikuk pasar seni kontemporer sejauh mana pesan dagang mempengaruhi estetikanya dan terdapat sesuatu dari politik. Penulis resensi tidak menjelaskan dari segi organisasi, bagaimana hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya memiliki keterkaitan atau tidak, tidak menjelaskan dari segi bahasa, bagaimana struktur kalimatnya, hubungan antar kalimatnya, atau pilihan katanya, juga tidak menjelaskan dari segi teknik, bagaimana bentuk pencetakannya, dan lain sebagainya.
Dalam keempat sasaran yang dijelaskan penulis resensi dari keunggulan buku, masih terdapat ketidaklengkapan, karena hanya menjelaskan dari segi isi. Tugas penulis resensi yang seharusnya dapat memberikan sugesti apakah buku yang diresensi layak atau tidak untuk dibaca menjadi terasa kurang, karena masih mengurangi ketertarikan pembaca pada buku tersebut.


1 komentar:

  1. pada komentar resensi yang diberikan Claudia sudah bagus, mengacu pada 4 aspek yang disebutkan oleh Gorys Keraf. namun pada kalimat pertama paragraf pertama terkesan tidak begitu jelas. akan lebih baik jika Claudia menjelaskan secara runut tentang latar belakang resensi tersebut.

    BalasHapus