Oleh : Naswati
Sebelum itu kita dapat melihat jika
pemilihan judul “Pesan Dagang dan Pesan Politik” terasa kurang pas digunakan
peresensi. Kata pesan dagang tidak dalam ditemukan pada isi yang menjelaskan
ketiga tokoh. Sementara pesan politiknya ada yaitu ketika ketiga seniman
Tionghoa ini mengalami masalah politik pada 1965. Biarpun dijelaskan jika pesan
dagang dan pesan politik itu ada secara samar di dalam buku terbitan
Kepustakaan Populer Gramedia ini.
Penilaian dimulai dari latar
belakang buku peresensi hanya menuliskan poin-poin dari identitas buku. Namun
pada poin itu tidak dicantumkan harga buku. Tema yang diangkat kisah tiga tokoh
seniman Tionghoa yaitu Lee Man Fong, Lim Wasim, dan Siauw Tik Kwie. Pengenalan
Agus Dermawan T hanya mencantumkan jika dia adalah seorang kritikus seni rupa,
seharusnya dapat ditambahkan penjelasan karyanya yang lain.
Dari segi penjelasan jenis
buku, peresensi tidak menjelaskannya secara tersurat. Namun karena isinya tentang
tokoh seniman Tionghoa maka buku ini dapat dikategorikan buku non-fiksi.
Penjelasan pada tiga tokoh ini berupa biografi. Jadi jenis bukunya adalah
non-fiksi berbentuk biografi.
Lain halnya dengan keunggulan
buku, elemen terpenting ini justru tidak dimasukkan peresensi justru tidak ada.
Peresensi tidak menganggap keunggulan buku penting padahal lewat ini peresensi
dapat menarik pembaca untuk membeli
buku.
Namun peresensi dapat menuliskan
nilai buku ini. Penilaian buku dinilai dari Organisasi, isi, bahasa dan teknik.
Dalam organisasi, memang penulis tidak
menuliskan apakah alur buku ini maju, mundur, atau maju-mundur. Pada isi buku, peresensi
banyak menjelaskan ketiga tokoh ini. Penggambaran ketiga
tokoh seniman Tionghoa sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui isi buku.
Namun peresensi begitu fokus menceritakan isi hingga banyak aspek lain yang
tidak dimasukan. Segi
bahasa dan teknik menjadi contoh yang tidak ditilis peresensi.
Sehingga dapat disimpulkan jika peresensi tidak mngikuti kaidah penulisan Gorys Keraf. Peresensi membuat aspek-aspek pendukung menjadi kurang menjual karena eksplorasinya kurang.
Sehingga dapat disimpulkan jika peresensi tidak mngikuti kaidah penulisan Gorys Keraf. Peresensi membuat aspek-aspek pendukung menjadi kurang menjual karena eksplorasinya kurang.
komentar resensi yang dipaparkan oleh Naswati menurut saya sudah baik dan benar karena mengikuti kaidah-kaidah resensi dari Gorys Keraf. namun, ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan oleh Naswati dengan mendetail. seperti pada bagian latar belakang, dalam teori resensi Gorys Keraf, latar belakang dibagi menjadi 4 sub, yaitu tema besar; identitas buku; sinopsis; dan pengenalan pengarang. namun Naswati tidak memaparkan tentang sinopsis buku tersebut.
BalasHapuskemudian, dari keseluruhan isi, Naswati hanya mengomentari hal-hal dengan 1 atau 2 kalimat saja. tidak dikulik lebih dalam lagi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus