Oleh: Nita Oktaviya (2125143349)
Tulisan
yang berjudul Pesan Dagang dan Pesan
Politik yang ditulis oleh Hendra Wiyanto memunculkan hal yang sifatnya
teka-teki. Membaca judulnya, Hendro Wiyanto membuat kita mulai berpikir apakah
pembahasan yang hendak dipaparkan oleh si peresensi mengenai isi buku yang
ditulis oleh salah satu kritikus seni, Agus Dermawan, ini?
Jika
mengingat tujuan menulis resensi yang salah satunya adalah sebagai meningkatkan
penjualan terhadap suatu buku, maka sebenarnya judul yang di buat oleh Hendra
bisa saja memunculkan anggapan bahwa antara judul dan tujuan resensi terdapat
kaitan, hal ini bisa di perhatikan dari judulnya yang menyebutkan “Pesan
Dagang”. Namun, anggapan tersebut belum tentu bisa dianggap benar apabila kita
tidak membaca sinopsis yang di jelaskan oleh si peresensi.
Meskipun
demikian, kita perlu mengingat kembali langkah menulis resensi yang terdapat
dalam teori Gorys Keraf yakni terdapat empat hal yang dapat kita perhatikan
dalam penulisan resensi yakni Latar Belakang, Keunggulan Buku, Jenis dan macam
buku, dan Nilai Buku.
Dalam teorinya, Gorys Keraf membagi beberapa
hal yang menjadi bagian dalam latar belakang penulisan resensi yakni ringkasan,
tema, identitas, perkenalan pengarang. Jika kita mengulas kembali resensi Pesan
Dagang dan Pesan Politik, si peresensi memulai tulisannya dengan latar belakang
yang memuat sekilas tentang buku Melipat
Air : Jurus Budaya Pendekar Tionghoa, dari kilasan tersebut kita bisa
mengetahui secara garis besar mengenai isi buku yang hendak dijelaskan pada
sinopsis berikutnya. Selain hal tersebut, penulis juga memberitahukan secara
jelas mengenai identitas buku yang bisa dilihat oleh para pembaca, namun
terdapat hal yang belum diketahui yakni perihal harga buku. Harga buku sangat
penting diketahui oleh pembaca, agar pembaca resensi bisa menimbang harga untuk
bisa membeli buku tersebut atau tidaknya. Adapun hal yang membuat pembaca juga
tertarik ingin memiliki buku yang di resensi ialah mengenai si pengarang buku.
Peresensi hanya menyebutkan bahwa si penulis adalah kritikus seni rupa. Padahal
penting juga di ketahui tentang si penulis serta hal-hal apa sajakah yang
pernah penulis lakukan untuk membuat pembaca tahu dan menjadi tertarik untuk
membaca bukunya.
Berpindah
pada pembahasan jenis dan macam buku. Dalam resensinya, Hendra Wiyanto membuat
awal paragraf tentang buku Melipat Air :
Jurus Budaya Pendekar Tionghoa, dari kilasan tersebut kita bisa mengetahui
secara garis besar jenis buku yang di resensi. Walaupun peresensi tidak
menyebutkan buku ini berkategori non fiksi, namun secara tidak langsung kilasan
mengenai isi buku di awal paragraf mampu meyakinkan pembaca tentang jenis buku yang di resensi.
Pembahasan
yang terpenting lagi yakni mengenai keunggulan buku. Dalam hal ini, Gorys Keraf
membagi teorinya dengan 4 hal, yaitu Organisasi, Isi, Bahasa, dan Teknik. Dalam
resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik, peresensi sangat handal memperkenalkan
tokoh-tokoh yang terdapat di dalam buku yang di resensinya yakni Lee Man Fong,
Lim Wasim, dan Siauw Tik Kwie. Tokoh tersebut dijelaskan satu persatu sehingga
pembaca mengetahui pentingnya si tokoh dalam penggarapan buku yang ditulis Agus
Dermawan.
Kelebihan
yang ditonjolkan pada resensi yang dibuat oleh Hendra adalah bahwa peresensi
memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai jenis buku, sinopsis buku, serta
maksud dari pemerian judul. Judul yang semula di anggap memiliki hubungan
dengan penjualan buku, ternyata dijelaskan oleh si peresensi dengan mengutip
isi buku yang menjelaskan bahwa “kesempatan dagang adalah kunci dari tradisi
orang-orang Tionghoa”. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa Pesan Dagang dan
Pesan Politik dibuktikan dengan isi buku yang di resensinya sehingga pembaca di
suguhkan dengan berbagai ketertarikan bahwasannya buku ini memuat unsur budaya
Tionghoa. Namun, ada yang lupa yang dituliskan oleh si peresensi dalam resensi tersebut tidak menjelaskan
informasi mengenai lay out, pencetakan, kebersihan yang ada di buku tersebut.
Secara
keseluruhan, resensi dinilai sudah cukup baik. Peresensi sudah menjelaskan isi
buku secara garis besar. Peresensi juga sudah mencoba memuat empat unsur pokok
dalam penulisan resensi.
Secara keseluhuran apa yang Nita paparkan sudah mencangkup teori Gorys Keraf, Dari menjelaskan keempat poin tersebut, Nita menjelaskan keempat poin nya secara lugas. Semuanya dijelaskan dengan kekurangan dan kelebihan, macam dan jenisnya, nilai buku, serta latar belakang. Saya setuju. Namun ada beberapa hal yang mungkin harus diperbaiki dalam menulis diawal kalimat. Seperti ingin menulis kalimat baru harus berkesinambungan dengan kalimat sebelumnya. Dan juga jangan gunakan kata hal terpenting dalam keunggulan buku, karena menurut saya tidak hanya keunggulan buku saja yang terpenting. Latar belakang pun penting seperti identitas buku.
BalasHapus