Selasa, 22 Maret 2016

MENGULIK RESENSI PESAN DAGANG DAN PESAN POLITIK

Oleh: Nita Oktaviya (2125143349)

Tulisan yang berjudul  Pesan Dagang dan Pesan Politik yang ditulis oleh Hendra Wiyanto memunculkan hal yang sifatnya teka-teki. Membaca judulnya, Hendro Wiyanto membuat kita mulai berpikir apakah pembahasan yang hendak dipaparkan oleh si peresensi mengenai isi buku yang ditulis oleh salah satu kritikus seni, Agus Dermawan, ini?
Jika mengingat tujuan menulis resensi yang salah satunya adalah sebagai meningkatkan penjualan terhadap suatu buku, maka sebenarnya judul yang di buat oleh Hendra bisa saja memunculkan anggapan bahwa antara judul dan tujuan resensi terdapat kaitan, hal ini bisa di perhatikan dari judulnya yang menyebutkan “Pesan Dagang”. Namun, anggapan tersebut belum tentu bisa dianggap benar apabila kita tidak membaca sinopsis yang di jelaskan oleh si peresensi.
Meskipun demikian, kita perlu mengingat kembali langkah menulis resensi yang terdapat dalam teori Gorys Keraf yakni terdapat empat hal yang dapat kita perhatikan dalam penulisan resensi yakni Latar Belakang, Keunggulan Buku, Jenis dan macam buku, dan Nilai Buku.
 Dalam teorinya, Gorys Keraf membagi beberapa hal yang menjadi bagian dalam latar belakang penulisan resensi yakni ringkasan, tema, identitas, perkenalan pengarang. Jika kita mengulas kembali resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik, si peresensi memulai tulisannya dengan latar belakang yang memuat sekilas tentang buku Melipat Air : Jurus Budaya Pendekar Tionghoa, dari kilasan tersebut kita bisa mengetahui secara garis besar mengenai isi buku yang hendak dijelaskan pada sinopsis berikutnya. Selain hal tersebut, penulis juga memberitahukan secara jelas mengenai identitas buku yang bisa dilihat oleh para pembaca, namun terdapat hal yang belum diketahui yakni perihal harga buku. Harga buku sangat penting diketahui oleh pembaca, agar pembaca resensi bisa menimbang harga untuk bisa membeli buku tersebut atau tidaknya. Adapun hal yang membuat pembaca juga tertarik ingin memiliki buku yang di resensi ialah mengenai si pengarang buku. Peresensi hanya menyebutkan bahwa si penulis adalah kritikus seni rupa. Padahal penting juga di ketahui tentang si penulis serta hal-hal apa sajakah yang pernah penulis lakukan untuk membuat pembaca tahu dan menjadi tertarik untuk membaca bukunya.
Berpindah pada pembahasan jenis dan macam buku. Dalam resensinya, Hendra Wiyanto membuat awal paragraf tentang buku Melipat Air : Jurus Budaya Pendekar Tionghoa, dari kilasan tersebut kita bisa mengetahui secara garis besar jenis buku yang di resensi. Walaupun peresensi tidak menyebutkan buku ini berkategori non fiksi, namun secara tidak langsung kilasan mengenai isi buku di awal paragraf mampu meyakinkan pembaca tentang  jenis buku yang di resensi.
Pembahasan yang terpenting lagi yakni mengenai keunggulan buku. Dalam hal ini, Gorys Keraf membagi teorinya dengan 4 hal, yaitu Organisasi, Isi, Bahasa, dan Teknik. Dalam resensi Pesan Dagang dan Pesan Politik, peresensi sangat handal memperkenalkan tokoh-tokoh yang terdapat di dalam buku yang di resensinya yakni Lee Man Fong, Lim Wasim, dan Siauw Tik Kwie. Tokoh tersebut dijelaskan satu persatu sehingga pembaca mengetahui pentingnya si tokoh dalam penggarapan buku yang ditulis Agus Dermawan.
Kelebihan yang ditonjolkan pada resensi yang dibuat oleh Hendra adalah bahwa peresensi memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai jenis buku, sinopsis buku, serta maksud dari pemerian judul. Judul yang semula di anggap memiliki hubungan dengan penjualan buku, ternyata dijelaskan oleh si peresensi dengan mengutip isi buku yang menjelaskan bahwa “kesempatan dagang adalah kunci dari tradisi orang-orang Tionghoa”. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa Pesan Dagang dan Pesan Politik dibuktikan dengan isi buku yang di resensinya sehingga pembaca di suguhkan dengan berbagai ketertarikan bahwasannya buku ini memuat unsur budaya Tionghoa. Namun, ada yang lupa yang dituliskan oleh si peresensi  dalam resensi tersebut tidak menjelaskan informasi mengenai lay out, pencetakan, kebersihan yang ada di buku tersebut.

Secara keseluruhan, resensi dinilai sudah cukup baik. Peresensi sudah menjelaskan isi buku secara garis besar. Peresensi juga sudah mencoba memuat empat unsur pokok dalam penulisan resensi.

1 komentar:

  1. Secara keseluhuran apa yang Nita paparkan sudah mencangkup teori Gorys Keraf, Dari menjelaskan keempat poin tersebut, Nita menjelaskan keempat poin nya secara lugas. Semuanya dijelaskan dengan kekurangan dan kelebihan, macam dan jenisnya, nilai buku, serta latar belakang. Saya setuju. Namun ada beberapa hal yang mungkin harus diperbaiki dalam menulis diawal kalimat. Seperti ingin menulis kalimat baru harus berkesinambungan dengan kalimat sebelumnya. Dan juga jangan gunakan kata hal terpenting dalam keunggulan buku, karena menurut saya tidak hanya keunggulan buku saja yang terpenting. Latar belakang pun penting seperti identitas buku.

    BalasHapus