Nopriandi Saputra (2125143345)
Jika
kita mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta, terutama dari jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Pastinya kita sering melihat seorang tukang es sekaligus
penjual rokok yang berada ditengah-tengah antara gedung O dan gedung Q. Seorang
yang memiliki perawakan gendut, suaranya yang ngebass dan selalu menggunakan
topi setiap berjualan. Orang-orang disekitar situ sering memanggilnya dengan
sebutan Bang Bule. Bule sendiri merupakan singkatan dari sebuah namanya yaitu
Burhan Lebar (Bule).
Penjual
es yang bisa dibilang satu-satunya yang berada di sekitar situ. Tidak heran
kalau Bang Bule tidak pernah sepi dari pembeli. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan mahasiswa yang berada disekitar daerah itu, Bang Bule
dapatmenjadi pahlawan mereka dengan memenuhi kebutuhan merekaakan rokok atau
minuman-minuman ringan, dari pada harus pergi ke Blok M yang lokasi lumayan
jauh dari gedung Q. Walaupun begitu Bang Bule berjualan es disitu bukan tanpa
masalah. ketika UNJ sedang dalam penilaian akreditasi, dia pernah dilarang
berjualan disitu dan harus mencari tempat lain yang berada diluar area kampus,
hal itu membuat dia tidak berjualan selama beberapa hari. Sontak itu membuat
mahasiswa di sekitar situ menjadi galau, karena ketika rasa haus dan hasrat
ingin merokok para mahasiswa datang mereka harus pergi ke Blok M yang notabennya
jauh dari gedung JBSI. Untungnya saat ini ia dapat berjualan kembali. Saat ini
Bang Bule melebarkan sayapnya dengan berjualan pulsa. Hal tersebut termasuk
penting bagi mahasiswa modern saat ini yang rata-rata hidup dengan pulsa dan
kuota.
Bang
Bule sendiri merupakan sosok dengan kepribadian yang baik dan suka berbaur
dengan mahasiswa baru, itulah yang membuat hampir semua mahasiswa jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia mengenalnya.Ia juga sering menceritakan
pengalaman-pengalamnnya kepada mahasiswa baru untuk mengakrabkan dirinya. Tidak
hanya mahasiswa, bahkan dosen-dosen dan orang-orang dari jurusan manapun banyak
yang kenal dengannya. Ia merupakan penjual es yang bisa
dibilang memiliki jiwa dan raga seperti mahasiswa.
Dibalik
kesederhanaanya sebagai penjual es, siapa yang menyangka jika Bang Bule dapat
menjadi pahlawan bagi keluarga kecilnya, dengan menyekolahkan anaknya sampai
perguruan tinggi dari hasil penjualan es dan rokoknya itu. Padahal jika
dikira-kira hasil penjualan es dan rokoknya dalam perharinya tidak seberapa,
tetapi justru ia dapat menghidupkan dan membahagiakan keluarganya, terutama
anaknya yang dapat menjajal beratnya berada di bangku kuliah. Semua itu berkat
hasil kerja kerasnya yang tidak pernah menyerah dan mengeluh dengan keadaannya
saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar