Rabu, 30 November 2016

Seseorang Yang Bisa Disebut “Pahlawan” Bagi Mahasiswa JBSI dan Sekitarnya



 Nopriandi Saputra (2125143345)


 Jika kita mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta, terutama dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pastinya kita sering melihat seorang tukang es sekaligus penjual rokok yang berada ditengah-tengah antara gedung O dan gedung Q. Seorang yang memiliki perawakan gendut, suaranya yang ngebass dan selalu menggunakan topi setiap berjualan. Orang-orang disekitar situ sering memanggilnya dengan sebutan Bang Bule. Bule sendiri merupakan singkatan dari sebuah namanya yaitu Burhan Lebar (Bule).

Penjual es yang bisa dibilang satu-satunya yang berada di sekitar situ. Tidak heran kalau Bang Bule tidak pernah sepi dari pembeli. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan mahasiswa yang berada disekitar daerah itu, Bang Bule dapatmenjadi pahlawan mereka dengan memenuhi kebutuhan merekaakan rokok atau minuman-minuman ringan, dari pada harus pergi ke Blok M yang lokasi lumayan jauh dari gedung Q. Walaupun begitu Bang Bule berjualan es disitu bukan tanpa masalah. ketika UNJ sedang dalam penilaian akreditasi, dia pernah dilarang berjualan disitu dan harus mencari tempat lain yang berada diluar area kampus, hal itu membuat dia tidak berjualan selama beberapa hari. Sontak itu membuat mahasiswa di sekitar situ menjadi galau, karena ketika rasa haus dan hasrat ingin merokok para mahasiswa datang mereka harus pergi ke Blok M yang notabennya jauh dari gedung JBSI. Untungnya saat ini ia dapat berjualan kembali. Saat ini Bang Bule melebarkan sayapnya dengan berjualan pulsa. Hal tersebut termasuk penting bagi mahasiswa modern saat ini yang rata-rata hidup dengan pulsa dan kuota.
Bang Bule sendiri merupakan sosok dengan kepribadian yang baik dan suka berbaur dengan mahasiswa baru, itulah yang membuat hampir semua mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenalnya.Ia juga sering menceritakan pengalaman-pengalamnnya kepada mahasiswa baru untuk mengakrabkan dirinya. Tidak hanya mahasiswa, bahkan dosen-dosen dan orang-orang dari jurusan manapun banyak yang kenal dengannya. Ia merupakan penjual es yang bisa dibilang memiliki jiwa dan raga seperti mahasiswa. 
Dibalik kesederhanaanya sebagai penjual es, siapa yang menyangka jika Bang Bule dapat menjadi pahlawan bagi keluarga kecilnya, dengan menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi dari hasil penjualan es dan rokoknya itu. Padahal jika dikira-kira hasil penjualan es dan rokoknya dalam perharinya tidak seberapa, tetapi justru ia dapat menghidupkan dan membahagiakan keluarganya, terutama anaknya yang dapat menjajal beratnya berada di bangku kuliah. Semua itu berkat hasil kerja kerasnya yang tidak pernah menyerah dan mengeluh dengan keadaannya saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar