Teater Zat: Terus Berproses
Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Seni Teater Di UNJ
Oleh: Mia Karnia Sari
Sastra Indonesia - UNJ
"Meretas batas melawan keterbatasan" kira-kira seperti itulah gaung
motivasi yang menjadi kekhasan dari Teater ZAT. Sebuah komunitas teater yang
hidup dan tumbuh bersama di Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia UNJ ini memang
selalu tampil prima dengan jargon yang cukup untuk melahirkan bibit penasaran
dalam benak siapa pun yang membacanya.
Seni teater di UNJ hingga sejauh ini
cukup berkembang adanya. Tentu hal tersebut di dukung oleh kehadiran
komunitas-komunitas teater yang ada di dalamnya. Teater ZAT adalah salah satu
pion yang turut memberikan sumbangsihnya dalam teritorial teater di UNJ. Teater
ZAT hadir dengan segala proses kreatif yang senantiasa ditumbuhkembangkan
dengan beragam agenda seputar wilayah per-teateran. Dalam rangka menjaga
stabilitas komunitas seni teater di UNJ, tak lelah-lelahnya Teater ZAT menggiatkan
diri melalui agenda-agenda rutin maupun agenda besar yang menjadi persembahan
khusus untuk masyarakat kampus.
Terselenggaranya keberlangsungan suatu pementasan teater tak boleh luput dari segenap proses yang terus digalakkan. Adanya proses demi proses yang berlangsung membuat Teater ZAT semakin ingin melestarikan seni teater di kawasan UNJ. Perwujudan nyata dari keinginan tersebut mendorong komunitas ini untuk menghadirkan beberapa lakon yang dipentaskan. Hingga usianya yang hampir menginjak tiga dekade ini, Teater ZAT telah banyak mempersembahkan lakon-lakon yang cukup membanggakan.
Terlibatnya Teater ZAT dalam
pementasan tunggal maupun ajang festifal teater merupakan salah satu upaya
komunitas ini untuk menjaga kelestarian seni teater di sekitaran kampus. Hal
tersebut terbilang mampu menjaga semangat insan-insan pegiat seni teater agar dapat
terus berproses.
Sebagai komunitas yang lahir di
antara peliknya aktivas mahasiswa, Teater ZAT mencoba menghalau kendala-kendala
yang menghadang ketika berproses. Tugas-tugas perkuliahan, komitmen dengan
organisasi di dalam kampus atau bahkan ajang bekerja paruh waktu bukan serta
merta menjadi persoalan yang tak memiliki jalan terang. Dengan sehimpun
kegiatan kaum mahasiswa tersebut, Teater ZAT sudah menjelma bak tempat
berpulang yang hidup di dalamnya sebuah keluarga dengan segenap kehangatannya.
Rumah yang tentu mampu membawa para penghuninya untuk tetap tinggal dan
menyisihkan rindu padanya.
Ketika seseorang terlanjur
menasbishkan diri pada suatu minat terhadap seni, maka sejak itulah ia akan
berterus terang tentang cita-citanya terhadap seni tersebut. Kegigihan dan pergolakan
memang selalu datang beriringan. Hal yang serupa juga pernah dirasa oleh Zaters
sebutan untuk mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Teater ZAT. Namun, sejak
Teater ZAT hadir bagaikan rumah dengan segenap kehangatannya, proses latihan
yang biasa ditempuh sebelum naik ke pentas pun dapat terjaga
keberlangsungannya.
Berangkat dari keterbatasan SDM yang
telah luput dari kesadaran kesenian, Teater ZAT kemudian mengikrarkan dirinya
untuk tetap mengembangkan seni teater di UNJ. Dengan daya yang cukup untuk
melakukan proses latihan menuju pentas, Teater ZAT terus berupaya menghadirkan
lakon-lakon yang digagas dengan segenap harap. Digarap dengan latihan secara
rutin dan ritme latihan yang terbilang konsisten. Hadirnya kendala-kendala pada
ulasan sebelumnya tak jarang menimbulkan kesadaran baru bagi keberlangsungan
seni teater di ranah perkampusan. Barangkali semangat untuk menjaga
kelesatarian dan stabilitas seni teater di UNJ bukan hanya perihal terbatasnya
SDM, melainkan juga kesadaran mendalam atas kepedulian para pegiat seni teater
di dalam dunia kampus. Hingga pada masa mendatang banyak harapan yang
digantungkan pada pelaku-pelaku komunitas seni teater di UNJ secara khusus, di
masyarakat yang lebih luas secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar